Jumat, 21 Februari 2014

Perkembangan Islam di Flipina

Sejarah Peradaban Islam
Perkembangan Islam di Flipina





Disusun Oleh:
Suherman


Prodi Tafsir Hadits
Fakultas Ushuluddin
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta




Pendahuluan
Asia tenggara adalah sebutan untuk wilayah daratan Asia bagian timur yang terdiri dari jazirah Indo-Cina dan kepulauan yang banyak serta terlingkupi dalam Negara Indonesia dan Philipina. Melihat sejarah masa lalu, tampak bahwa Islam bukanlah agama pertama yang tumbuh pesat, akan tetapi Islam masuk ke lapisan masyarakat yang waktu itu telah memiliki peradaban, budaya, dan agama. Taufiq Abdullah menulis dalam bukunya renaisans Islam di Asia Tenggara, bahwa kawasan Asia Tenggara terbagi menjadi tiga bagian berdasarkan atas pengaruh yang diterima wilayah tersebut.
Pertama, adalah wilayah Indianized Southeast Asia, Asia Tenggara yang dipengaruhi India yang dalam hal ini Hindu dan Budha.
Kedua, Sinized South East Asia, wilayah yang mendapatkan pengaruh China, adalah Vietnam. Ketiga, yaitu wilayah Asia Tenggara yang dispanyolkan, atau Hispainized South East Asia, yaitu Philipina.
Ketiga pembagian tersebut seolah meniadakan pengaruh Islam yang begitu besar di Asia tenggara, khususnya Philipina. Seperti tertulis bahwa Philipina termasuk negara yang terpengaruhi oleh Spanyol. Hal itu benar adanya, akan tetapi pranata kehidupan di Philipina juga terpengaruhi oleh Islam pada masa penjajahan amerika dan spanyol. Sedikit makalah di bawah ini akan menyingkap dengan singkat tentang sejarah masuknya Islam di Philipina.
A.    Sejarah Masuknya Islam di Filipina
Islam di Asia menurut Dr. Hamid mempunyai tiga bentuk penyebaran. Pertama, penyebaran Islam melahirkan mayoritas penduduk. Kedua, kelompok minoritas Islam. Ketiga, kelompok negera-negara Islam tertindas. Dalam bukunya yang berjudul Islam Sebagai Kekuatan International, Dr. Hamid mencantumkan bahwa Islam di Philipina merupakan salah satu kelompok Minoritas di antara negara-negara yang lain. Dari statsitk demografi pada tahun 1977, Masyarakat Philipina berjumlah 44. 300.000 jiwa. Sedangkan jumlah masyarakat Muslim 2.348.000 jiwa. Dengan presentase 5,3% dengan unsur dominan komunitas Mindanao dan Mogondinao.  Hal itu pastinya tidak lepas dari sejarah latar belakang Islam di negeri Philipina. Bahkan lebih dari itu, bukan hanya penjajahan saja, akan tetapi konflik internal yang masih berlanjut sampai saat ini. Sejarah masuknya Islam masuk ke wilayah Philipina Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao pada tahun 1380 M. Seorang tabib dan ulama Arab bernama Karimul Makhdum dan Raja Baguinda tercatat sebagai orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di kepulauan tersebut. Menurut catatan sejarah, Raja Baguinda adalah seorang pangeran dari Minangkabau (Sumatra Barat). Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun setelah berhasil mendakwahkan Islam di kepulauan Zamboanga dan Basilan. Atas hasil kerja kerasnya juga, akhirnya Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari Manguindanao memeluk Islam. Dari sinilah awal peradaban Islam di wilayah ini mulai dirintis.  Pada masa itu, sudah dikenal sistem pemerintahan dan peraturan hukum yaitu Manguindanao Code of Law atau Luwaran yang didasarkan atas Minhaj dan Fathu-i-Qareeb, Taqreebu-i-Intifa dan Mir-atu-Thullab. Manguindanao kemudian menjadi seorang Datuk yang berkuasa di propinsi Davao di bagian tenggara pulau Mindanao. Setelah itu, Islam disebarkan ke pulau Lanao dan bagian utara Zamboanga serta daerah pantai lainnya. Sepanjang garis pantai kepulauan Filipina semuanya berada dibawah kekuasaan pemimpin-pemimpin Islam yang bergelar Datuk atau Raja. Menurut ahli sejarah kata Manila (ibukota Filipina sekarang) berasal dari kata Amanullah (negeri Allah yang aman). Pendapat ini bisa jadi benar, mengingat kalimat tersebut banyak digunakan oleh masyarakat sub-kontinen  Secara umum, gambaran Islam masuk di Philiphina melalui beberapa fase, dari penjajahan sampai masa modern.
B.     Masa Kolonial Spanyol
Sejak masuknya orang-orang Spanyol ke Filipina, pada 16 Maret 1521 M, penduduk pribumi telah mencium adanya maksud lain di balik “ekspedisi ilmiah” Ferdinand de Magellans. Ketika kolonial Spanyol menaklukan wilayah utara dengan mudah dan tanpa perlawanan berarti, tidak demikian halnya dengan wilayah selatan. Mereka justru menemukan penduduk wilayah selatan melakukan perlawanan sangat gigih, berani dan pantang menyerah. Tentara kolonial Spanyol harus bertempur mati-matian kilometer demi kilometer untuk mencapai Mindanao-Sulu (kesultanan Sulu takluk pada tahun 1876 M). Menghabiskan lebih dari 375 tahun masa kolonialisme dengan perang berkelanjutan melawan kaum Muslimin.  Walaupun demikian, kaum Muslimin tidak pernah dapat ditundukan secara total. Selama masa kolonial, Spanyol menerapkan politik devide and rule (pecah belah dan kuasai) serta mision-sacre (misi suci Kristenisasi) terhadap orang-orang Islam. Bahkan orang-orang Islam di-stigmatisasi (julukan terhadap hal-hal yang buruk) sebagai “Moor” (Moro). Artinya orang yang buta huruf, jahat, tidak bertuhan dan huramentados (tukang bunuh). Sejak saat itu julukan Moro melekat pada orang-orang Islam yang mendiami kawasan Filipina Selatan tersebut. Tahun 1578 M terjadi perang besar yang melibatkan orang Filipina sendiri. Penduduk pribumi wilayah Utara yang telah dikristenkan dilibatkan dalam ketentaraan kolonial Spanyol, kemudian di adu domba dan disuruh berperang melawan orang-orang Islam di selatan. Sehingga terjadilah peperangan antar orang Filipina sendiri dengan mengatasnamakan “misi suci”. Dari sinilah kemudian timbul kebencian dan rasa curiga orang-orang Kristen Filipina terhadap Bangsa Moro yang Islam hingga sekarang. Sejarah mencatat, orang Islam pertama yang masuk Kristen akibat politik yang dijalankan kolonial Spanyol ini adalah istri Raja Humabon dari pulau Cebu.

C.    Masa Imperialisme Amerika Serikat
Sekalipun Spanyol gagal menundukkan Mindanao dan Sulu, Spanyol tetap menganggap kedua wilayah itu merupakan bagian dari teritorialnya. Secara tidak sah dan tak bermoral, Spanyol kemudian menjual Filipina kepada Amerika Serikat seharga US$ 20 juta pada tahun 1898 M melalui Traktat Paris. Amerika datang ke Mindanao dengan menampilkan diri sebagai seorang sahabat yang baik dan dapat dipercaya. Dan inilah karakter musuh-musuh Islam sebenarnya pada abad ini. Hal ini dibuktikan dengan ditandatanganinya Traktat Bates (20 Agustus 1898 M) yang menjanjikan kebebasan beragama, kebebasan mengungkapkan pendapat, kebebasan mendapatkan pendidikan bagi Bangsa Moro.  Namun traktat tersebut hanya taktik mengambil hati orang-orang Islam agar tidak memberontak, karena pada saat yang sama Amerika tengah disibukkan dengan pemberontakan kaum revolusioner Filipina Utara pimpinan Emilio Aguinaldo. Terbukti setelah kaum revolusioner kalah pada 1902 M, kebijakan AS di Mindanao dan Sulu bergeser kepada sikap campur tangan langsung dan penjajahan terbuka. Setahun kemudian (1903 M) Mindanao dan Sulu disatukan menjadi wilayah propinsi Moroland dengan alasan untuk memberadabkan (civilizing) rakyat Mindanao dan Sulu. Periode berikutnya tercatat pertempuran antara kedua belah pihak.  Teofisto Guingona, Sr. mencatat antara tahun 1914-1920 rata-rata terjadi 19 kali pertempuran. Tahun 1921-1923, terjadi 21 kali pertempuran. Patut dicatat bahwa selama periode 1898-1902, AS ternyata telah menggunakan waktu tersebut untuk membebaskan tanah serta hutan di wilayah Moro untuk keperluan ekspansi para kapitalis. Bahkan periode 1903-1913 dihabiskan AS untuk memerangi berbagai kelompok perlawanan Bangsa Moro. Namun Amerika memandang peperangan tak cukup efektif meredam perlawanan Bangsa Moro, Amerika akhirnya menerapkan strategi penjajahan melalui kebijakan pendidikan dan bujukan. Kebijakan ini kemudian disempurnakan oleh orang-orang Amerika sebagai ciri khas penjajahan mereka. Kebijakan pendidikan dan bujukan yang diterapkan Amerika terbukti merupakan strategi yang sangat efektif dalam meredam perlawanan Bangsa Moro. Sebagai hasilnya, kohesitas politik dan kesatuan diantara masyarakat Muslim mulai berantakan dan basis budaya mulai diserang oleh norma-norma Barat.  Pada dasarnya kebijakan ini lebih disebabkan keinginan Amerika memasukkan kaum Muslimin ke dalam arus utama masyarakat Filipina di Utara dan mengasimilasi kaum Muslim ke dalam tradisi dan kebiasaan orang-orang Kristen. Seiring dengan berkuranngya kekuasaan politik para Sultan dan berpindahnya kekuasaan secara bertahap ke Manila, pendekatan ini sedikit demi sedikit mengancam tradisi kemandirian.
D.    Masa Peralihan
Masa pra-kemerdekaan ditandai dengan masa peralihan kekuasaan dari penjajah Amerika ke pemerintah Kristen Filipina di Utara. Untuk menggabungkan ekonomi Moroland ke dalam sistem kapitalis, diberlakukanlah hukum-hukum tanah warisan jajahan AS yang sangat kapitalistis seperti Land Registration Act No. 496 (November 1902) yang menyatakan keharusan pendaftaran tanah dalam bentuk tertulis, ditandatangani dan di bawah sumpah. Kemudian Philippine Commission Act No. 718 (4 April 1903) yang menyatakan hibah tanah dari para Sultan, Datu, atau kepala Suku Non-Kristen sebagai tidak sah, jika dilakukan tanpa ada wewenang atau izin dari pemerintah. Demikian juga Public Land Act No. 296 (7 Oktober 1903) yang menyatakan semua tanah yang tidak didaftarkan sesuai dengan Land Registration Act No. 496 sebagai tanah negara, The Mining Law of 1905 yang menyatakan semua tanah negara di Filipina sebagai tanah yang bebas, terbuka untuk eksplorasi, pemilikan dan pembelian oleh WN Filipina dan AS, serta Cadastral Act of 1907 yang membolehkan penduduk setempat (Filipina) yang berpendidikan, dan para spekulan tanah Amerika, yang lebih paham dengan urusan birokrasi, untuk melegalisasi klaim-klaim atas tanah.  Pada intinya ketentuan tentang hukum tanah ini merupakan legalisasi penyitaan tanah-tanah kaum Muslimin (tanah adat dan ulayat) oleh pemerintah kolonial AS dan pemerintah Filipina di Utara yang menguntungkan para kapitalis. Pemberlakukan Quino-Recto Colonialization Act No. 4197 pada 12 Februari 1935 menandai upaya pemerintah Filipina yang lebih agresif untuk membuka tanah dan menjajah Mindanao. Pemerintah mula-mula berkonsentrasi pada pembangunan jalan dan survei-survei tanah negara, sebelum membangun koloni-koloni pertanian yang baru. NLSA - National Land Settlement Administration - didirikan berdasarkan Act No. 441 pada 1939. Di bawah NLSA, tiga pemukiman besar yang menampung ribuan pemukim dari Utara dibangun di propinsi Cotabato Lama. Bahkan seorang senator Manuel L. Quezon pada 1936-1944 gigih mengkampanyekan program pemukiman besar-besaran orang-orang Utara dengan tujuan untuk menghancurkan keragaman (homogenity) dan keunggulan jumlah Bangsa Moro di Mindanao serta berusaha mengintegrasikan mereka ke dalam masyarakat Filipina secara umum. Kepemilikan tanah yang begitu mudah dan mendapat legalisasi dari pemerintah tersebut mendorong migrasi dan pemukiman besar-besaran orang-orang Utara ke Mindanao. Banyak pemukim yang datang, seperti di Kidapawan, Manguindanao, mengakui bahwa motif utama kedatangan mereka ke Mindanao adalah untuk mendapatkan tanah. Untuk menarik banyak pemukim dari utara ke Mindanao, pemerintah membangun koloni-koloni yang disubsidi lengkap dengan seluruh alat bantu yang diperlukan. Konsep penjajahan melalui koloni ini diteruskan oleh pemerintah Filipina begitu AS hengkang dari negeri tersebut. Sehingga perlahan tapi pasti orang-orang Moro menjadi minoritas di tanah mereka
E.     Masa Pasca Kemerdekaan hingga Sekarang
Kemerdekaan yang didapatkan Filipina (1946 M) dari Amerika Serikat ternyata tidak memiliki arti khusus bagi Bangsa Moro. Hengkanngya penjajah pertama (Amerika Serikat) dari Filipina ternyata memunculkan penjajah lainnya (pemerintah Filipina). Namun patut dicatat, pada masa ini perjuangan Bangsa Moro memasuki babak baru dengan dibentuknya front perlawanan yang lebih terorganisir dan maju, seperti MIM, Anshar-el-Islam, MNLF, MILF, MNLF-Reformis, BMIF. Namun pada saat yang sama juga sebagai masa terpecahnya kekuatan Bangsa Moro menjadi faksi-faksi yang melemahkan perjuangan mereka secara keseluruhan.  Pada awal kemerdekaan, pemerintah Filipina disibukkan dengan pemberontakan kaum komunis Hukbalahab dan Hukbong Bayan Laban Sa Hapon. Sehingga tekanan terhadap perlawanan Bangsa Moro dikurangi. Gerombolan komunis Hukbalahab ini awalnya merupakan gerakan rakyat anti penjajahan Jepang. Setelah Jepang menyerah, mereka mengarahkan perlawanannya ke pemerintah Filipina. Pemberontakan ini baru bisa diatasi di masa Ramon Magsaysay, menteri pertahanan pada masa pemerintahan Eipidio Qurino (1948-1953). Tekanan semakin terasa hebat dan berat ketika Ferdinand Marcos berkuasa (1965-1986). Dibandingkan dengan masa pemerintahan semua presiden Filipina dari Jose Rizal sampai Fidel Ramos, maka masa pemerintahan Ferdinand Marcos merupakan masa pemerintahan paling represif bagi Bangsa Moro. Pembentukan Muslim Independent Movement (MIM) pada 1968 dan Moro Liberation Front (MLF) pada 1971 tak bisa dilepaskan dari sikap politik Marcos yang lebih dikenal dengan Presidential Proclamation No. 1081 itu.  Perkembangan berikutnya kita semua tahu. MLF sebagai induk perjuangan Bangsa Moro akhirnya terpecah. Pertama, Moro National Liberation Front (MNLF) pimpinan Nurulhaj Misuari yang berideologikan nasionalis-sekuler. Kedua, Moro Islamic Liberation Front (MILF) pimpinan Salamat Hashim, seorang ulama pejuang, yang murni berideologikan Islam dan bercita-cita mendirikan negara Islam di Filipina Selatan. Namun dalam perjalanannya, ternyata MNLF pimpinan Nur Misuari mengalami perpecahan kembali menjadi kelompok MNLF-Reformis pimpinan Dimas Pundato (1981) dan kelompok Abu Sayyaf pimpinan Abdurrazak Janjalani (1993). Tentu saja perpecahan ini memperlemah perjuangan Bangsa Moro secara keseluruhan dan memperkuat posisi pemerintah Filipina dalam menghadapi Bangsa Moro. Ditandatanganinya perjanjian perdamaian antara Nur Misuari (ketua MNLF) dengan Fidel Ramos (Presiden Filipina) pada 30 Agustus 1996 di Istana Merdeka Jakarta lebih menunjukkan ketidaksepakatan Bangsa Moro dalam menyelesaikan konflik yang telah memasuki 2 dasawarsa itu. Disatu pihak mereka menghendaki diselesaikannya konflik dengan cara diplomatik (diwakili oleh MNLF), sementara pihak lainnya menghendaki perjuangan bersenjata/jihad (diwakili oleh MILF). Semua pihak memandang caranyalah yang paling tepat dan efektif. Namun agaknya Ramos telah memilih salah satu di antara mereka walaupun dengan penuh resiko. “Semua orang harus memilih, tidak mungkin memuaskan semua pihak,” katanya. Dan jadilah bangsa Moro seperti saat ini, minoritas di negeri sendiri. Dari telusan diatas, begitu kentara bahwasanya islam masuk Philipina dengan jalan yang tidak mulus, berliku dan harus menghadapi rintangan dan hambatan dari dalam maupun luar negeri. Imbasnya, maka pada awal tahun 1970-an, Islam di Philipina merupakan komunitas minoritas dan tinggal di beberapa daerah dan pulau khusus. Dengan suatu konsekwensi bagi kaum minoritas Islam berseberangan dengan kepentingan pemerintah, hingga timbullah konflik yang berkepanjanangan antara pemerintah dan komunitas muslim.
F.     Suku Moro dan Perkembangan Islam di Philipina
Suku Bangsa Moro adalah sebuah suku yang terdapat di Filipina, Indonesia bahkan tersebar diberbagai pulau. Di antaranya di Maluku dengan nama Pulau Moro Tai, di Sumatera terdapat kecamatan Moro di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, Indonesia. Di Philipina Suku Moro di Mindanao adalah suku etnoreligius yang terdiri atas 13 suku yang mendiami Filipina bagian Filipina selatan. Daerah tempat kelompok ini meliputi bagian selatan Mindanao, kepulauan Sulu, Palawan, Basilan dan beberapa pulau yang bersebelahan. Suku Moro merupakan suku bangsa pelaut yang gigih dan dapat beradaptasi di berbagai tempat mereka berdiam. Sebagian besar mereka berdiam di Mindanao Philipina. Pulau kalimantan bagian timur Rumpun Bangsa moro bernama Suku Bajau. Suku Bajau adalah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filipina Selatan. Suku ini merupakan suku nomaden yang hidup di atas laut, sehingga disebut gipsi laut. Suku Bajau menggunakan bahasa Sama-Bajau. Suku Bajau sejak ratusan tahun yang lalu sudah menyebar ke negeri Sabah dan berbagai wilayah Indonesia. Suku Bajau juga merupakan anak negeri di Sabah. Suku-suku di Kalimantan diperkirakan bermigrasi dari arah utara (Filipina) pada zaman prasejarah. Suku Bajau yang Muslim ini merupakan gelombang terakhir migrasi dari arah utara Kalimantan yang memasuki pesisir Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan dan menduduki pulau-pulau sekitarnya, lebih dahulu daripada kedatangan suku-suku Muslim dari rumpun Bugis yaitu suku Bugis, suku Makassar, suku Mandar.
Wilayah yang terdapat suku Bajau, antara lain :
1. Kalimantan Timur (Berau, Bontang, dan lain-lain)
2. Kalimantan Selatan (Kota Baru) disebut orang Bajau Rampa Kapis
3. Sulawesi Selatan (Selayar)
4. Sulawesi Tenggara
5. Nusa Tenggara Barat
6. Nusa Tenggara Timur (pulau Komodo)
7. Dan lain-lain
Luas Mindanao ialah 94.630 km², lebih kecil 10.000 km² dari Luzon. Pulau ini bergunung-gunung, salah satunya adalah Gunung Apo yang tertinggi di Filipina. Pulau Mindanao berbatasan dengan Laut Sulu di sebelah barat, Laut Filipina di timur dan Laut Sulawesi di sebelah selatan. Penduduk mindanau adalah 19 juta dimana kurang lebih 5 juta adalah muslim. Mindanao adalah pulau terbesar kedua di Filipina dan salah satu dari tiga kelompok pulau utama bersama dengan Luzon dan Visayas. Mindanao, terletak di bagian selatan Filipina, adalah kawasan hunian bersejarah bagi mayoritas kaum muslim atau suku Moro yang sebagian besar adalah dari etnis Marano dan Tasaug. Moro adalah sebutan penjajah spanyol kepada kaum muslim setempat. Pada masa dahulu mayoritas penduduk Midanau dan pulau sekitarnya adalah muslim. Peperangan untuk meraih kemerdekaan telah ditempuh oleh berbagai kaum Muslim selama lima abad melawan para penguasa. Pasukan Spanyol, Amerika, Jepang dan Filipina belum berhasil meredam tekad mereka yang ingin memisahkan diri dari Filipina yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Kini mayoritas populasi Mindanao beragama katolik. Pada saat sekarang muslim hanya menjadi mayoritas di kawasan otonomi ARMM, The Autonomous Region in Muslim Mindanao (ARMM). ARMM di bawah kepemimpinan Misuari mencakup Maguindanao, Lanao del Sur, Sulu, dan Tawi-Tawi. ARMM dibentuk oleh pemerintah pada tahun 1989 sebagai daerah otonomi di Filipina Selatan. Sebagai hasil dari kesepakatan damai antara MNLF dan pemerintah pusat Filipina. Ketika itu penduduk boleh menyatakan pilihannya untuk bergabung dalam wilayah otonomi Muslim dan hasilnya empat wilayah tersebut memilih untuk bergabung. Meskipun begitu kesepakatan itu tidak cukup memuaskan sebagian pejuang muslim sehingga munculah Moro Islamic Liberation Front (MILF) dan kelompok Abu Sayyaf. Kelompok ini bersumpah untuk menentang dan memboikot ARMM dan tetap memperjuangkan kemerdekaan. Meskipun pada saat sekarang MILF juga menerima otonomi dengan syarat wilayah otonomi ARMM diperluas dengan ditambahkan beberapa propinsi lagi sebagai tambahan. Bangsa Eropa pertama kali tiba pada tahun 1521 dipimpin oleh Magellan yang kemudian dibunuh oleh kepala suku setempat dalam peperangan. Kemudian Tentara Spanyol yang dipimpin Miguel Lopez Legaspi, yang tiba di pantai kepulauan Filipina pada tahun 1565, menghentikan perkembangan dakwah Islam pada tahun 1570 di Manila, yang menyebabkan terjadinya pertempuran selama berabad-abad masa pendudukan Spanyol. Dapat dipastikan, kalau bukan karena kedatangan orang Spanyol maka –insya Allah- semua orang Filipina adalah muslim, sama seperti sebagian besar daerah-daerah di Indonesia dan Malaysia. Sehingga dapat dikatakan bahwa penjajahan Spanyol bermula pada tahun 1565 di salah satu pulau Filipina dan mereka segera mengetahui bahwa sebagian penduduk setempat beragama Islam. Mereka mengidentifikasi orang-orang itu dengan musuh historis mereka yaitu umat Islam Andalus yang disebut Moor, yang kemudian menjadi sebutan untuk umat Islam di kawasan Filipina Selatan. Hal ini membuat bangsa Spanyol memusuhi umat Islam setempat dan selama tiga ratus tahun penjajahan Spanyol perang terus terjadi.  Disamping suku Maguindanao, suku lain yang bertempat tinggal di pulau Mindanao adalah suku Maranao yang merupakan kelompok Muslim terbesar kedua di Filipina. Dari sekian kelompok Muslim Filipina Maranao adalah yang terakhir memeluk Islam. Sufisme memengaruhi corak Islam di Maranao, terutama dalam hal kosakata dan musik ritual. Nama Bangsamoro merujuk pada empat suku yang mendiami Filipina selatan, yaitu Tausug, Maranao, Maguindanao, dan Banguingui. Sejarah Awal Muslim Filipina Muslim Filipina memiliki sejarah panjang, sama panjangnya dengan kedatangan Islam ke kawasan Asia Tenggara secara umum. Menurut cendekiawan Muslim Filipina, Ahmed Alonto, berdasarkan bukti-bukti sejarah yang terekam, Islam datang ke Filipina pada tahun 1280. Muslim pertama yang datang adalah Sherif Macdum (Sharif Karim al-Makhdum) yang merupakan seorang ahli fikih. Kedatangannya kemudian diikuti oleh para pedagang Arab dan pendakwah yang bertujuan menyebarkan Islam. Pada mulanya dia tinggal di kota Bwansa, dimana rakyat setempat dengan sukarela membangun masjid untuknya dan banyak yang ikut meramaikan masjid. Secara bertahap beberapa kepala suku setempat menjadi Muslim. Kemudian dia juga mengunjungi beberapa pulau lain. Makamnya dipercaya terdapat di pulau Sibutu.  Selain orang Arab, umat Islam India, Iran dan Melayu datang ke Filipina, menikahi penduduk lokal dan mendirikan pemerintahan di pulau-pulau yang tersebar di kepulauan Filipina. Salah seorang pendiri pemerintahan itu adalah Sharif Abu Bakr, yang berasal dari Hadramaut yang datang ke kepulauan Sulu melalui Palembang dan Brunei. Dia menikahi putri pangeran Bwansa, Raja Baginda, yang sudah beragama Islam. Ayah mertuanya menunjuknya sebagai pewaris. Setelah menggantikan mertuanya dia menjalankan pemerintahan dengan hukum Islam dengan memerhatikan adat istiadat setempat. Dengan demikian, dia bisa disebut sebagai pendiri kesultanan Sulu yang bertahan hingga kedatangan Amerika ke Filipina. Kesultanan Sulu mencapai puncak kejayaannya pada abad delapan belas dan awal abad sembilan belas, ketika pengaruhnya membentang hingga Mindanao dan Kalimantan utara. Kepulauan Sulu di Filipina selatan terletak sepanjang rute perdagangan antara Malaka dan Filipina, karenanya pedagang Arab dikenal sebagai orang yang membawa Islam ke wilayah ini. Kepulauan Sulu merupakan jalur perdagangan penting yang menghubungkan antara pedagang Arab dan Cina selatan. Menurut sebagian ahli, ada kemungkinan telah terjadi Islamisasi oleh Cina Muslim. Disamping kepulauan Sulu, pulau Mindanao adalah tempat tinggal Muslim. Di Mindanao, Islam dibawa oleh Sharif Kabungsuwan yang berasal dari Johor yang merupakan keturunan Nabi saw. dan ibu seorang Melayu. Dia menikahi Putri Tunina. Pulau Mindanao ditinggali oleh suku Maguindanao, yang sebagian besar tinggal di bagian selatan yang disebut Cotabato. Bangsa Eropa pertama kali tiba pada tahun 1521 dipimpin oleh Magellan yang kemudian dibunuh oleh kepala suku setempat dalam peperangan. Kolonisasi Spanyol bermula pada saat Tentara Spanyol yang dipimpin Miguel Lopez Legaspi, yang tiba di kepulauan Filipina pada tahun 1565, menghentikan perkembangan dakwah Islam pada tahun 1570 di Manila, yang menyebabkan terjadinya pertempuran selama berabad-abad masa pendudukan Spanyol di salah satu kepulauan Filipina dan mereka segera mengetahui bahwa sebagian penduduk setempat beragama Islam. Mereka mengidentifikasi orang-orang itu dengan musuh historis mereka yaitu umat Islam Andalus yang disebut Moor, yang kemudian menjadi sebutan untuk umat Islam di kawasan Filipina selatan. Hal ini membuat bangsa Spanyol memusuhi umat Islam setempat dan selama tiga ratus tahun penjajahan Spanyol perang terus terjadi. Disamping suku Maguindanao, suku lain yang bertempat tinggal di pulau Mindanao adalah suku Maranao yang merupakan kelompok Muslim terbesar kedua di Filipina. Dari sekian kelompok Muslim Filipina Maranao adalah yang terakhir memeluk Islam. Sufisme memengaruhi corak Islam di Maranao, terutama dalam hal kosakata dan musik ritual. Nama Bangsamoro merujuk pada empat suku yang mendiami Filipina selatan, yaitu Tausug, Maranao, Maguindanao, dan Banguingui. Sebagai penutup bagian ini akan dihadirkan kesimpulan C. A. Majul dalam bukunya Muslims in the Philippines. Majul membagi Islamisasi awal di Sulu ke dalam beberapa tahap. Tahap pertama terjadi pada seperempat terakhir abad ketiga belas atau lebih awal ketika para pedagang asing mendiami kawasan ini. Beberapa pedagang ini menikahi keluarga setempat yang berpengaruh. Pada tahap ini elemen-elemen Islam awal diintegrasikan ke dalam masyarakat setempat dan secara bertahap terjadi pembentukan keluarga Muslim. Tahap kedua, yang diperkirakan terjadi pada paruh kedua abad keempat belas, adalah kelanjutan dari pendirian kumpulan keluarga Muslim yang secara bertahap melakukan dakwah terhadap masyarakat setempat. Peristiwa ini bersamaan dengan proses dakwah Islam di Jawa. Pada tahap ini para pendakwah dikenal dengan sebutan “makhdumin”. Tahap ketiga adalah kedatangan Muslim Melayu dari Sumatra pada permulaan abad kelima belas. Hal ini ditandai dengan kedatangan Rajah Baguinda dengan beberapa penasehatnya yang ahli agama, yang membuat umat Islam saat itu memiliki penguasa Muslim yang menjamin berjalannya proses dakwah. Tahap selanjutnya ialah pendirian kesultanan oleh Shariful Hashim menjelang tengah abad kelima belas.  Pada saat ini, Islam telah menyebar dari daerah pantai ke daerah pegunungan di pedalaman pulan Sulu. Penerimaan kepala suku-kepala suku setempat di daerah pantai menandakan bahwa kesadaran tentang Islam telah menyebar luas. Menjelang permulaan abad keenam belas, hubungan politik dan perdagangan yang semakin meningkat dengan bagian kepulauan Nusantara lain yang telah diislamisasi menjadikan Sulu sebagai bagian dari darul Islam yang berpusat di Malaysia.  Sekitar akhir abad keenam belas dan beberapa dekade awal abad ketujuh belas, persekutuan politik dengan kerajaan-kerajaan Islam yang bertetangga untuk menghadapi bahaya penjajahan dan Kristenisasi Barat dan para pendakwah yang terus berdatangan menjamin keberlangsungan Islam di Sulu hingga sekarang. Muslim Filipina Sebagai Minoritas Sejak awal hingga pertengahan abad dua puluh, hubungan antara Muslim Filipina dan dunia Islam secara umum dilakukan melalui umat Islam Asia Tenggara yang lain. Hal ini disebabkan kedekatan kultural dan, terutama, relijius Bangsamoro dan bangsa Melayu yang lain. Hal ini dibuktikan dengan fakta bahwa, sebelum penggunaan bahasa Arab menjadi populer, buku-buku agama di Mindanao dan Sulu kebanyakan berbahasa Melayu yang ditulis dalam aksara jawi, hanya sedikit orang yang mampu membaca huruf Arab.  Setelah Filipina merdeka pada 1946 dan pulau Mindanao dan Sulu dijadikan bagian dari Republik Filipina, hubungan antara Muslim Filipina dan negara Timur Tengah semakin kuat. Hubungan ini ditandai dengan pengiriman para pelajar Mindanao ke universitas al-Azhar dan semakin banyaknya beasiswa yang disediakan oleh negara-negara Arab. Dengan ini hubungan Muslim Filipina yang pada mulanya berorientasi Asia Tenggara menjadi semakin terbuka terhadap akses langsung Islam di Timur Tengah. Tidak hanya itu, pengaruh gerakan reformis di Mesir dan Indo-Pakistan ikut memengaruhi umat Islam di Mindanao dan Sulu. Keterpengaruhan ini terlihat, misalnya, pada sosok Salamat Hashim, pendiri dan kepala MILF (Moro Islamic Liberation Front) yang diinspirasi oleh pemikiran Sayid Qutb dan Abul A’la al-Maududi. Hubungan yang erat dengan komunitas Muslim yang lebih luas mendatangkan keuntungan bagi umat Islam di Mindanao dan Sulu. Seperti yang terjadi di awal tahun tujuh puluhan, ketika media massa melaporkan pembantaian terhadap kaum Muslim, Libya langsung bereaksi dan berinisiatif membawa kasus ini ke hadapan OKI (Organisasi Konferensi Islam). Pada mula umat Islam Filipina memilih jalan damai untuk merebut kedaulatan. Setelah terbukti bahwa perjuangan konstitusional untuk merebut kemerdekaan tidak dapat dilakukan, mereka membentuk MNLF (Moro National Liberation Front) untuk mengorganisasi perjuangan bersenjata. Tujuan berdirinya MNLF pada mulanya ialah untuk membentuk negara sendiri. Namun kemudian hal ini berubah ketika pemerintah Filipina memulai negosiasi dengan MNLF pada 1975 dan setahun kemudian tercapai kata sepakat tentang kerangka penyelesaian masalah di Filipina. Persetujuan ini dikenal dengan Kesepakatan Tripoli yang ditandatangani pada 23 Desember 1976 antara MNLF dan pemerintahan Filipina. Kesepakatan ini mengikat MNLF untuk menerima otonomi sebagai status bagi wilayah Filipina selatan. Penerimaan MNLF terhadap Kesepakatan Tripoli memicu perpecahan di kalangan internal MNLF, yang berakibat pada munculnya faksi baru yang bernama MILF.  Kesepakatan Tripoli berisi pembentukan pemerintahan otonomi di Filipina selatan yang mencakup tiga belas propinsi, yaitu Basilan, Sulu, Tawi-Tawi, Zamboanga del Sur, Zamboanga del Norte, Cotabato utara, Manguindanao, Sultan Kudarat, Lanao Norte, Lanao Sur, Davao Sur, Cotabato selatan, dan Palawan. Otonomi penuh diberikan pada bidang pendidikan dan pengadilan, sementara bidang pertahanan dan politik luar negeri tetap menjadi wewenang pemerintahan pusat di Manila. Kesepakatan damai yang ditanda tangani di Tripoli ternyata dikhianati oleh Ferdinand Marcos, dengan mengadakan referendum di tiga belas propinsi yang tercantum dalam Kesepakatan Tripoli untuk mengetahui penduduk ketiga belas propinsi yang akan diberi otonomi khusus.  Referendum yang dilakukan Marcos ini sebenarnya adalah cara yang dia gunakan untuk membatalkan Kesepakatan Tripoli secara halus. Dengan program perpindahan penduduk yang digalakkan pemerintah pusat untuk mendorong rakyat bagian utara yang mayoritas Katolik, kawasan selatan yang semula lebih banyak penduduk Muslim menjadi didominasi warga Katolik/Kristen. Kondisi ini memastikan hasil yang diharapkan Marcos, yaitu menolak otonomi. Disamping perjuangan bersenjata melalui organisasi seperti MNLF, masyarakat sipil juga melakukan pendekatan damai dan demokratis dibawah pengawasan PBB, melalui Bangsamoro People’s Consultative Assembly yang melakukan pertemuan pada tahun 1996 dan 2001.  Pertemuan pertama, yang menurut laporan dihadiri lebih dari satu juta orang, menghasilkan pernyataan untuk mendirikan kembali negara dan pemerintahan Bangsamoro. Hal ini semakin nyata dalam pernyataan bersama yang dideklarasikan oleh ratusan ribu Bangsamoro yang ikut serta dalam Rapat Umum untuk Perdamaian dan Keadilan in Cotabato City dan Davao City pada 23 Oktober 1999, di Marawi City pada 24 Oktober 1999, dan di Basilan pada 7 Desember 1999. Dalam serangkaian rapat umum mereka mengeluarkan pernyataan sikap terhadap pemerintah Filipina: “…kami percaya bahwa satu-satunya solusi berguna dan abadi bagi hubungan yang tidak sehat dengan pemerintah Filipina adalah pengembalian kebebasan kami yang secara ilegal dan imoral telah dicuri dari kami, dan kami diberi kesempatan untuk mendirikan pemerintahan sesuai dengan nilai-nilai sosial, relijius dan budaya kami”.  Sikap ini dipertegas dalam pertemuan kedua, yang dilaksanakan pada tahun 2001 dan dihadiri sekitar dua setengah juta orang, yang menyatakan ”Satu-satunya solusi yang adil, bermakna dan permanen untuk persoalan Mindanao adalah kemerdekaan rakyat dan wilayah Bangsamoro sepenuhnya”. Dan hingga sekarang masyarkat moro masih berjuang untuk merdekan atau otonami dengan wilayah yang diperluas.


Daftar Pustaka
Sejarah Islam Klasik. Prof Dr. Hj. Musyrifah Sunanto, kencana prenada media group cetakan ke-4,februari 2011
Sejarah Peradaban Islam. Dedi Supriyadi, M.Ag. Pustaka setia Bandung 2008.
Sejarah Peradaban Islam. Dr, Badri Yatim M.A, Raja Grafindo Persada 2002.
Jaringan Ulama, Dr. Azyumardi Azra, Mizan 1998.
Historiografi Islam, Dr. H. Badri Yatim, M.A, Logos 1997



Rabu, 19 Februari 2014

FILSAFAT UMUM HELENISME

FILSAFAT UMUM HELENISME

Pendahuluan

A.   Latar Belakang
Sebelum melangkah lebih jauh membahas tentang pemikiran filsafat helenisme, tentunya akan lebih baik jika kita memahami terlebih dahulu apa itu filsafat dan apa itu helenisme, agar pembahasan ini dapat difahami secara sistematis dan secara kronologis.
Berbicara tentang filsafat, sebenarnya kita sedang berbicara mencari hakikat sesuatu. Dan sesuatu inilah yang pada akhirnya menjadi obyek pembahasan filsafat, yaitu hakikat tuhan, hakikat manusia dan hakikat alam. Diawali dari rasa ingin tahu akan hakikat sesuatu, dan rasa ketidak pastian atau ragu-ragu, seseorang secara terus menerus berfikir untuk mencari jawabannya. Maka upaya seseorang untuk mencari hakikat inilah sebenarnya ia sedang berfilsafat. Dan upaya–upaya untuk menyingkap hakekat segala sesuatu yang wujud, telah lama dilakukan oleh bangsa yunani.
Filsafat memiliki beberapa arti yang telah berkembang cukup banyak dari para filosof. Dan ternyata kata filsafat ini telah muncul dan dikenal sejak zaman yunani kuno. Ini menunjukan bahwa filsafat memang sudah ada dan berkembang pada bangsa tersebut. Menurut catatan para sejarawan, orang yang pertama kali menggunakan istilah filsafat adalah pythagoras dari yunani (582 – 496 sm). Pada waktu itu arti filsafat belum begitu jelas. Kemudian arti filsafat itu diperjelas seperti yang banyak dipakai sekarang ini.
Salah satu pendapat mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa yunani yang tersusun dari dua kata yaitu philein yang berarti cinta dan shopos yang berarti hikmat, kebijaksanaan (wisdom). Akan tetapi orang arab memindahkan kata yunani philosophia ke dalam bahasa mereka dengan menyesuaikannya dengan tabiat susunan kata-kata arab, yaitu falsafa dengan fa`lala, fa`lalatan dan fi`lal. Dengan demikian kata benda dari kata kerja falsafa adalah falsafah dan filsaf,  yang memiliki arti hikmah. Hikmah menurut ibnu arabi adalah proses pencarian hakikat sesuatu dan perbuatan.akan tetapi ar-raghib memberikan definisi yang lebih simple, yaitu ashabtul haqi bil`ilmi wal aql (memperoleh kebenaran dengan ilmu dan akal).
Filosop yunani, seperti plato misalnya memberikan definisi filsafat sebagai suatu pengetahuan tentang segala sesuatu. Sedangkan aritoteles beranggapan, bahwa kewajiban filsafat ialah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan demikian filsafat bersifat ilmu yang umum sekali.
Yunani adalah sebuah negara di eropa yang telah memiliki pemikiran peradaban yang maju sejak berabad-abad tahun yang lalu (yunani kuno). Istilah helenisme adalah istilah modern yang diambil dari bahasa yunani kuno hellenizein yang berarti “berbicara atau berkelakuan seperti orang yunani” (to speak or make greek). Helenisme klasik: yaitu kebudayaan yunani yang berkembang pada abad ke-5 dan ke-4 sm. Helenisme secara umum: istilah yang menunjuk kebudayaan yang merupakan gabungan antara budaya yunani dan budaya asia kecil, syiria, mesopotamia, dan mesir yang lebih tua. Lama periode ini kurang lebih 300 tahun, yaitu mulai 323 sm (masa alexander agung atau meninggalnya aristoteles) hingga 20 sm (berkembangnya agama kristen atau jaman philo)
Jadi pemikiran filsafat helenisme adalah filsafat yunani untuk mencari hakikat sesuatu atau sebuah pemikiran untuk mencari suatu kebenaran yang terjadi pada masa yunani kuno. Nah bagaimanakah pemikiran filsafat helenisme tersebut, secara singkat akan dibahas di makalah ini.

A.    Pengertian helenisme.
sebelum lahirnya flisafat islam, baik dari  di dunia timur maupun di dunia barat telah terdapat bermmacam-macam alam pikiran , diantaranya yang terkenal pikiran mesir kuno pikiran sumeria babilonia. Dan  asyuria pikiran india, cina dan pikiran yunani. Jadi, pikiran-pikiran iran dan india sedikit banyak telah memberikan sumbanganya pada pembentukan filsafat islam, tetapi yang tampak jelas sekali hubunganya, bahkan menjadi sumber (bukan sumber utama) bagi filsafat islam ialah filsafat  yunani.
Filsafat yunani yang sampai kepada sampai kedunia islam seperti yang di tinggalkan oleh orang-orang yunani sendiri, baik melalui orang-orang Masehi Nestoriah dan Jakobites maupun  melalui golongan-golongan lainnya.akan tetapi filsafat sampai kepada mereka melalui pemikiran helenisme Romawi yang mempunyai ciri khas dan corak tertentu yang memepengaruhi filsafat itu sendiri. Oleh karna itu, tidak semua pikiran-pikiran filsafat yang sampai  kepada dunia islam barasal dari yunani, baik dalam teks-teks aslinya maupun ulasan -ulasanya . melainkan hasil dari dua fase yang berturut-turut , yaitu ”fase Helenisme” dan “fase Helenisme Romawi.” Oleh karna itu, dalam pikiran filsafat terdapat dua corak yang berbeda atau dua corak yang bercampur, sesuai dengan perbedaan alam pikiran pada masa yang membicarakanya.
Fase Helenisme ialah fase ketika pemikiran filsafat hanya, yaitu sejak abad ke 6 atau kelima sebelum masehi sampai akhir abad keempat sebelum masehi. Adapun fase Helenisme romawi ialah fase yang dating sesudah fase Helenisme, dan meliputi semua pemikiran filsafat yang ada pada masa Romawi, yang ikut serta membicarakan peninggalan pikiran yunani, antara lain pikiran romawi di barat dan di timur  yang ada di mesir dan di siriah, fase ini di mulai dari abad ke 4 sebelu masehi ssampai pertengahan abad ke 6 masehi di bizantium dan roma, atau pertengahan abad ke 7 masehi di iskandariah, ayau abad ke 8 masehi di siria dan irak.
Sebelum filsafat yunani muncul, kebudayaan yunani telah mencitrakan has berfikir yang filosofi, sebagaimana mitos-mitos yang berkembang di yunani adalah bagian yang menentukan kelahiran. Filsafat yunani  bukan semata-mata hasil ciptaan filosof, tetapi merupakan kelanjutan kultur yunani sebelum masa filsafat. Bahkan mulanya filsafat di yunani lahir untuk melepaskan diri dari kekuasaan aliran agama bersahaja yang menyebarkan ajaran agamanya dengan doktrin dan kekuasaan .
Ciri pemikiran filsafat yunani ialah adanya cara berfikir yang tidak relevan dengan realitas yang ada atau keberadaan yang benar-benar nyata menurut pemahaman filosofis bukan eksistensi yang sesunggunya, karna setiap realitas menyembunyikan hakikatnya yang paling hakiki.
Pembagian aristoteles terhadab wujud menjadi form dan matter merupakan bentuk lain dari cara penggabungan terhadab pendapat-pendapat herakleitos dan Parmenides. Seperti hanya plato,aristoteles mengatakan bahwa hanya zat yang ada dengan sendirinya dan tidak berubah-ubah (necessary dan unchanyable) yang bisa menjadi pengetahuan. “alam indrawi, (sensible think)  datang kemudian dan bisa berubah-ubah sehingga bisa ada dan bisa tidak ada hanya zat yang buka indrawiyang menjadi objek pikiran yang tidak berubah dan tiap-tiap kejadian memerlukan adanya zat yang tidak di jadikan .
Meskipun plato dan aristoteles telah memadukan pikiran-pikiran filsafat yang sebelumnya, keduanya tidak dapat melarutkan sama sekali  karna pikiran-pikiran sama sekali, karna pikiran-pikiran fisafat tersebut adalah pemikiran bermacam-macam aliran yng boleh jadi berbeda-bada pandanganya terhadab hidup dan ala mini aliran-aliran ini adalah:
1.      natural filosofi dengan democritus sebagai tokohnya dan filosof-filosof lonia, yang menghargai alam dan wujud benda setinggi-tingginya. Oleh karna itu, menurut aliran ini alam itu abadi.
2.      “aliran ketuhanan” yang mengakui  zat-zat yang metafisik,diwakili  oleh “aliran Elea”  dan Socrates,yang mengatakan bahwa sumber alam indrawi adalah sesuatu yang berada diluarnya
3.      “Aliran Mistik” aliran ini menganjurkan kepada manusia untuk meninggalkannya,serta menuju kepada alam yang penuh kesempurnaan,kebahagian dan kebebasan mutlak, sesudah terikat oleh benda alam ini.
4.      “Aliran Kemanusiaan” yang menghargai manusia setinggi-tingginya,dan mengakui kesanggupannya untuk mencapai pengetahuan.
Aliran-aliran filsafat tersebut telah memengaruhi hasil pemikiran filosof-filosof yang mendatang,bagaimana pun kuat dan besarnya filosof-filosof tersebut.Plato meskipun mengakui adanya tuhan, tidak jelas pendapatnya tentang alam. Ia lebih condong pada tasawuf ,namun ia terkenal sebagai pencipta “teori universalitas” dan “logika” seperti yang terlihat dalam bukunya yang berjudul Euthydemus dan Gorgias, sedang “tasawuf berdasarkan mata hati” dan “logika berdasarkan pikiran”.
Aristoteles adalah seorang monoisme, yang mengakui keesaan sumber alam semesta,akan tetapi ia akan membenarkan azali-nyaalam keabadian jiwa, yang kemudian menyebabkan adanya pluralitas pada alam yang qodim. Ia mengarang buku Organon yang mengatur cara berfikir. Meskipun Aristoteles  telah lebih mampu dalam mempertemukan aliran-aliran filsafat  yang hidup sebelum dia,hasil pemikirannya masih menunjukkan adanya ketidakselaraannya.
Ketidakselarasannya menyebabkan adanya perbedaan yang agak antara plato dengan aristoteles sendiri, meskipun ada usaha-usaha dari Al-farabi dalam bukunya Al-jam’u baina sa’jai Al-Hakimain untuk menghapuskan perbedaan-perbedaan itu atau dengan  mengatakan bahwa sebagian pendapatnya dikeluarkan pada masa-masa tertentu dan pendapat-pendapat lain dikeluarkan pada masa sesudahnya atau sebelumnya. Akan tetapi, bagi mereka yang mengetahui ciri-ciri khas pemikiran yunani,sebagai pemikiran yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Pada fase Hellenisme Romawi, meskipun keseluruhan masa Helenisme Romawi mempunyai corak yang sama, apabila mengingat perkembangannya, maka dapat dibagi menjadi tiga masa,dan tiap-tiap masa mempunyai corak tersendiri.

Masa pertama, dimulai dari empat abad sebelum Masehi sampai pertengahan abad pertama sebelum Masehi. Aliran-aliran yang terdapat didalamnya:
a.       Aliran Stoa
b.      Aliran Epicure
c.       Aliran Skeptis
d.      Aliran Elektika-Pertama (aliran seleksi)
Masa kedua,dimulai dari pertengahan abad pertama sebelum masehi sampai pertengahan abad ketiga masehi. Corak pemikiran pada masa ini ialah seleksi  dan penggabungan,yaitu memilih beberapa pikiran filsafat kuno dan menggabungkan pikiran-pikiran itu satu sama lain, atau menggabungkan fikiran-fikiran itu disatu pihak dengan ketentuan agama dan tasawuf timur dilain pihak. Masa ini dikenal dengan adanya ulasan ilmiah terhadap kerja para filosof yunani. Aliran yang terdapat pada masa ini adalah :
a.       Aliran paripatetik terakhir
b.      Aliran stoa baru
c.       Aliran epicure baru
d.      Aliran pytagoras
e.       Aliran filsafat yahudi dan plato
Filsafat helenisme yahudi ialah suatu pemikiran filsafat, yaitu filsafat yahudi dipertemukan dengan kepercayaan yahudi,dengan jalanpenggabungan atau mendekatkan salah satunya kepada yang lain atau membuat susunan baru yang mengandung kedua unsur tersebut.
Masa ketiga, dimulai dari abad ketiga masehi sampai pertengahan abad keenam masehi diBizantium dan Roma,atau sampai pertengahan abad ketujuh atau kedelapan diiskandariah dan timur dekat.pada masa ketiga ini, kita mengenal aliran-aliran:
a.       Neoplatonisme
b.       Iskandariyah
c.       Filsafat diasia kecil,yang terdapat di Antiochia,harran,ar-ruha, dan nissibis.
Aliran-aliran ini merupakan kegiatan terakhir menjelang timbulnya “aliran bagdad” yaitu aliran filsafat islam.
Aliran iskandariyah mempunyai corak tersendiri yang lain dari aliran neoplatonisme,meskipun kedua aliran tersebut memberikan ulasan-ulasan atau neoplatonisme.tokoh-tokoh aliran iskandariyah ialah hermias,stephaanus, dan joannes philoponos.  Diantara aliran-aliran filsafat dari masa ketiga,neoplatonisme lah yang terpenting dan yang pling banyak pengaruhnya terdapat filsafat   islam.
Aliran neoplatonisme merupakan rangkaian terakhir atau rangkaian sebelum terakhir dari fase Hellenisme Romawi. Neoplatonisme ini juga masih berkisar pada filsafat yunani,tasawuf timur yang meramu dari masa fisafat yunani serta menggabungkannya. Didalamnya terdapat ciri-ciiri filsafat yunani yang kadang-kadang bertentangan dengan agama-agama langit. Jadi Neoplatonisme mengandung unsur-unsur filosofikanya manusia,religiusitas dan keberhalaan. Neoplatonisme meliputi unsur-unsur yang semuanya datang kepada kaum muslimin melalui aliran masehi ditimur dekat,tetapi dengan sampul lain, yaitu tasawuf timur dan pengakuan akan keesaan tuhan, zat “yang pertama”, dengan ketunggalan yang sebenar-benarnya.oleh karena itu,mereka tertarik dengan filsafat tersebut dan mengatakan bahwa filosof-filosof yunani tidak mempunyai pikiran-pikiran yang bertentangan dengan islam selama mereka mengakui keesaan tuhan  dean menganggap zuhud sebagai jalan kebahagian bagi manusia, meskipun kelihatannya kadang-kadang bertentangan satu sama lain. Menurut Uberweg,pertengahan abad keempat sampai pertengahan abad ketujuh masehi adalah masa alliran iskandariyah yang menggantikan aliran neopllatonisme.
            Perbedaan kedua aliran tersebut adalah :
1.      Neoplatonisme bekisar pada segi metafisika pada filsafat yunani,yang boleh jadi dalam beberapa hal berlawanan dengan agama masehi,sedangkan aliran iskandariyah lebih condong kepaada matematika serta ilmu alam dan meninggalkan lapangan matafisika,dan keadaan ini bisa menyebabkan tidak adanya perlawanan dengan agama masehi.
2.      Neoplatonisme lebih banyak mendasarkan pikirannya kepada seleksi dan pemaduan,sedangkan aliran iskandariyah lebih banyak mengadakan ulasan-ulasan terhadap pikiran-pikiran filsafat. 
                  Ulasan-ulasan yang sampai kepada kaum muslimin datang dari aliran iskandariyah dan aliran-aliran Hellenisme Romawi. Ada tiga ulasan, yaitu:
1.       Ulasan dari golongan paripatetik dari masa sebelum Neoplatonisme,terutama dari iskandar Aphrodisas.
2.      Ulasan dari alisan Neoplatonisme,terutama dari Porphyrius; mungkin ulasan ini bisa menjelaskan adanya usahaa dari Al-farabi dan Ibnu sina untuk mempertemukan agama dengan filsafat-filsafat.
3.      Ulasan dari orang-orang Iskandariyah seperti Hermias,Stephanus dan Joannes Philoponos.
B.     Epicuros dan ajaran-ajarannya pada masa etik
             Masa etik di isi oleh tiga macam aliran filsafat yaitu aliran epicuros,stoa, dan skeptic. Yang pertama terambi dari nama pembangunan sekolah tersebut yaitu epicuros. Nama kedua terambil dari kata stoa yang artinya adalah ruangan. Diruang itu zeno dari kition sebagai gurunya. Sekolah yang ke tiga memperoleh namanya karna sikapnya yang krits terhadab filsafat yang klasik ia membangun  ajaran yang baru yang terdiri dari dari ajaran lama yang disatukan. Oleh karna itu ajaran di sebut elektika. Sekolah ini mengajarkan sikap ragu-ragu terhaddab kemungkinan untuk memperoroleh ke benaran umum.
                   Menurut pendapat epicuros filsafat harus merintis jalan kearah mencapai kesenangan hidup. Ia filsafat dalam tiga bagian yaitu logika, fisika,dan etika yang memberikan kepada murid muridnya didasaran kepada jalan, dan fisika merupakan landasan etika.

1.      Ajaran logika
Yang dimahsud dengan logika oleh epicuros “kanonika” sebagai norma yang membangun pengetahuan. Norma dan criteria adalah segala sesuatu yang terpandang, karna segala macam pandangan adalah benar-benar pula dalam jiwa yang memandang. Bahkan pandangan orang orang gila pun merupakan sebuah kebenaran, sesuai dengan pandangan demokritos yang mengatakan pandangan tidak lain dari cetakan atau gambaran barang yang sudah ada di dari alam, barang-barang yang mempunyai realita.atom-atom yang bergerak dari barang-barang itu menyentuh atom mata kita. Oleh karna itu, barang tampak oleh kita, jadi pandangan kita tak lain dari gambaran atau reproduksi dari barang-barang yang sudah ada. Pengertian itu adalah karna adanya ingatandari hasil pandangan dari masa lalu. Ingatan adalah baying dari wujud  yang telah di pandang sebelumya. Semua yang terpandang adalah kenyataan lahiriah,benar atau salah dari realitas adalah hasil pandangan itu sendiri. Sehingga atas hasil pandangan merupakan norma dan criteria kebenanara.
      Adapun kaitanya dengan etika social, epicorus berpendirian  bahwa masyarakat sumber normadan susila, sedangkan noma  dan susila harus di bangu dalam pendidikan. Oleh karna iu, masyarakat yang di bangun kesusilanya harus terpisah dengan masyarakat ekternal, karna pengaruh eksternal akan memperburuk ebtika social.
2.      Fisika
Dari ajaran fisika epicorus hendak membebaskan manusia dari kepercayaan dewa-dewa.dengan ajaran itu bahwa dunia ini bukan di jadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa,denagn ajaran itu dinyatakan bahwa dunia ini bukan dijadikan dan dikuasai oleh dewa-dewa,melainkan digerakkan oleh hukum-hukum fisika.Jiwa manusia tidak terus hidup
sesudah mati,
dan tidak pula menderita siksa dalam tanah dan langit.Dunia tidak satu saja,melainkan tidak terbilang banyaknya.Dunia-dunia itu timbul seperti jiwa-jiwa manusia timbul,demikian pula lenyapnya.
      Manusia dalam hidupnya tidak bahagia karena tertganggu oleh tiga hal: takut akan amarah dewa,takut akan mati,dan takut akan nasib.
      Pertama,kita tak perlu takut akan amarah dewa,karena segala sesuatu didunia ini karena gerak atom bukan karena dewa.Jika dewa itu ada,ia akan hidup didunianya sendiri dan berusaha untuk tenang dan bahagia sendiri.Sekiranya dewa harus marah karena tingkah laku manusia,alangkah celakanya hidup dewa itu karena harus selalu marah-marah saja.
      Kedua,terhadap mati pun,manusia tak usah takut.Jiwa kita pun akan turut mati,sebab tanpa badan,tak ada pula jiwa.Habis hidup tak ada lagi lanjutannya bagi manusia.Maut malah akan melepas manusia dari sakit dan sengsara.
      Ketiga,kepada nasib pun,kita tak usah takut.Segala kejadian didunia ini ditentukan oleh gerak atom.Bagaimanapun,kita tak bisa mengubahnya.Dengan demikian,tak ada alasan untuk takut.
3.      Etika
      Ajaran etikanya ialah mencari kesenangan hidup.Kesenangan hidup menurut epicuros ialah barang yang paling tinggi nilainya.Mencari kesenangan hidup itu tidak berarti memiliki kekayaan dunia sebanyak-banyaknya dengan tidk menghiraukan orang lain.Tindakan seperti itu tidak membawa kesenangan hidup.Kesenangan hidup berarti kesenangan badaniyah dan rohanyah.Badan merasa enak dan jiwa pun merasa tentram.Yang paling penting dan paling mulia adalah kesenangan jiwa,karena kesenangan jiwa meliputi masa sekarang,masa lampau dan masa yang akan datang.         
C.    Aliran Stoa
                            Aliran Stoa di Athena oleh Zeno dari kition (133-266 SM).Ia dilahirkan di Kition pada tahun 340 SM dan meninggal di Athena pada tahun 264 SM.Ia mencapai umr 76 tahun.
   Mula-mula ia seorang saudagar yang sering berlayar.Pada suatu hari,kapalnya pecah ditengah laut.Jiwanya tertolong,tetapi hartanya habis sama sekali.Oleh karena itu,ia berhenti berniaga dan pergi belajar berfilsafa. 
                            Zeno berturut-turut mendapat pelajaran filsafat diKynia dan Megaria dan akhirnya ia belajar pada akademia dibawah pimipinan Xenokrates,murid plato yang terkenal.Setelah keluar dari akademia,ia mendirikan sekolah sendiri,yang bertempat pada suatu ruang,yang penuh ukiran.Ruang dalam bahasa greek ialahstoa dan kata stoa itu dipakai sebagai nama sekolahnya.Sikap hidup zeno banyak menyerupai hidup socrates,yang masih tergambar dalam ingatan penduduk Athena.Oleh karena itu ia sangat dihormati.
                Seperti kaum Epicuros,kaum stoa membagi filsafat dalam tiga bagian,yaitu logika,fisika dan etik.Logika dan fisika umumnya digunkan sebagai dasar etik,Maksud eti ialah sebagai petunjuk tentang sikap sopan santun dalam penghidupan,menurut pendapat mereka tujuan utama dari filsafat ialah menyempurnakan moral manusia.
Ø    Logika
Ø    Fisika
Ø    Etika
D.    Aliran Skeptis
                  Skeptis artinya ragu-ragu,sakwasangka atau sangsi.Aliran ini berpendapat bahwa dibidang teoritis,manusia tidak akan sanggup mencari kebenaran.Pengetahuan kita tidak boleh dipercaya.Agar berbahagia,manusia tidak harus mengambil keputusan yang pasti,tetapi selalu ragu-ragu.Mereka tidak mau terus atau langsung menerima ajaran-ajaran yang datang dari ahli-ahli filosof masa lampau.
           Kaum Skeptis adalah para filosof yang meyakini bahwa keragu-raguan terhadap segala sesuatu merupakan fondasi keyakinan.Oleh karena itu ketika ia melakukan sesuatu dengan ragu-ragu,hal itu mereka meyakini sesuatu.tanpa berawal dari rasa ragu,keyakinan itu tidak akan hadir dalam kehidupan.Pandangan tentang kepastian,bagi ketika kaum skeptis ialah ketika ia ragu,sebab setiap gerak hidupnya itu dipastikan oleh keraguannya atas sesuatu.
            Sekolah yang dijadikan lambang pengetahuan kaum skeptis adalah sekolah aliran Pyrhon dari Elis. Pyrhon lahir tahun 360 SM dan meninggal pada tahun 270 SM.Adapun sekolah yang kedua disebut Skeptis Akademia karena aliran ini lahir dari akademia yang didirikan oleh plato.
Ø  Sekolah Skeptis Pyrhon
Ø  Sekolah skeptis Akademia

E.     Masa Religi
               Lebih dari tiga ratus tahun filosofi Helen-Roman mencoba mengganti agama rakyat dengan ajaran yang dipandangnya lebih rasional untuk keperluan hidupnya.Agama itu dianggap dengan suatu belenggu,menanam rasa takut dalam hati manusia,Oleh karena itu agama dipandang suatu penghalang untuk memperoleh kesenangan hidup.Filsafat menurut Epicuros harus merintis jalan kearah mencapai kesenangan hidup.
               Didorong oleh perasaan dan keadaan bangsa Yunani dan bangsa lainnya yang senantiasa merasa tertekan di bawah kekuasaan kerajaan Roma, maka ajaran Etik tidak dapat memberikan jalan keluar. Kemudian perasaan agamalah yang akhirnya muncul sesudah beberapa abad terpendam dapat mengobati jiwa yang terluka. Mulai dari sinilah pandangan filsafat berbelok arah, dari otak turun ke hati.
            Keinginan untuk mengabdi kepada Tuhan hidup kembali. Perasaan menyerah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan kesenangan rohani. Perasaan bimbang hilang, cinta terikat kepada Tuhan Yang Maha Tinggi.soal rasio tidal ada lagi, soal irasionalisme-lah yang muncul kemudian. Dengan sendirinya, fakultas filsafat berkembang ke jurusan mistik. Perasaan mistik tidak dapat dipupuk dengan pikiran yang rasional, melainkan dengan jiwa yang murni. Pada periode ini, ada tiga aliran yang berperan, yaitu aliran Neo-Pythagoras, aliran Philon, aliran Plotinus atau Neo-Platonisme. Tetapi di sini kami hanya menjelaskan dua aliran saja, yaitu Neo Pythagoras dan Philon, karena aliran Neo Platonisme akan dijelaskan oleh pemakalah selanjutnya.

1.       Aliran Neo Pythagoras
Dinamakan Neo Pyithagoras karena ia berpangkal pada ajaran Pyithagoras yang mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Yang mengajarkannya ialah mula-mula ialah Moderatus dan Gades, yang hidup dalam abad pertama tahun masehi. Ajaran itu kemudian diteruskan oleh Nicomachos dari Gerasa.
Untuk mendidik perasaan cinta dan mengabdi kepada Tuhan, orang harus menghidupkan dalam perasaannya jarak yang jauh antara Tuhan dan manusia. Makin besar jarak itu makin besar cinta kepada Tuhan. Dalam mistik ini, tajam sekali dikemukakan perbedaan antara Tuhan dan manusia, Tuhan dan barang. Bedanya Tuhan dan manusia digambarkan dalam mistik neo Pythagoras sebagai perbedaan antara yang sebersih-bersihnya dengan yang bernoda. Yang sebersih-bersihnya adalah Tuhan, yang bernoda ialah manusia.
Menurut mereka, Tuhan sendiri tidak membuat bumi ini. sebab apabila Tuhan membuat bumi ini , berarti ia mempergunakan barang yang bernoda sebagai bahannya. Dunia ini dibuat oleh pembantunya, yaitu Demiourgos. Kaum ini percaya bahwa jiwa ini akan hidup selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk turun temurun. Kepercayaan inilah yang menjadi pangkal ajaran mereka tentang inkarnasi.
2.      Philon Alexandreia
Alexandria terletak di Mesir. Di sana bertemu antara filsafat Yunani yang bersifat intelektualis dan rasionalis, dan pandangan agama kaum Yahudi yang banyak mengandung mistik. Pencetusnya adalah Philon. Ia hidup dari 25 SM, sampai 45 M. ia mencapai umur 70 tahun. Ia adalah seorang pendeta Yahudi, karenanya filsafat yang dipelajarinya terpengaruh oleh pandangan agama.
Yang menjadi pokok pandangan filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan. Baginya Tuhan itu Maha Tinggi tempatnya. Tuhan hanya dapat diketahui oleh kata-kata-Nya yang terdapat dalam kitab suci, dari alam dan dari sejarah. Tuhan sendiri tidak dapat diketahui oleh manusia dengan panca inderanya.
Karena Tuhan itu begitu tinggi kedudukannya, perlulah ada perantara yang menghubungkan Tuhan dengan alam. Makhluk terutama yang terdekat dengan Tuhan ialah “Logos”. Logos itu ialah sumber dari segala cita-cita yang sebagai pikiran Tuhan. Logos juga beredar dalam dunia yang nyata sebagai penjelmaan dari akal Tuhan. Kewajiban manusia yang pertama, menurut mereka, ialah mengasuh jiwa mendekati Tuhan. Kesenangan hidup sebesar-besarnya adalah mengabdi kepada Tuhan. Tujuan tertinggi ialah bersatu dengan Tuhan.


Ø  Kesimpulan 

 Pola fikir filsafat helenisme Yunani pasca Aristoteles. Diantaranya : Epikuros, Stoa, dan Skeptis dari periode etik. Kemudian ada juga Neo Pythagoras, Philon dan Plotinus dari periode religi. Berikut penjelasannya secara ringkas.
Epikuros: Ia adalah filosof yang memuja kesenangan hidup, ia menafikan dan menihilkan peran Tuhan di dunia. Menurutnya Tuhan hanya menjadi penghalang untuk menikmati kesenangan hidup di dunia. Karena itu, Epikuros adalah salah satu filosof yang beraliran atheis.
Stoa: Tujuan utama dari ajaran Stoa adalah menyempurnakan moral manusia. Kriterianya tentang kebenaran relatif sama dengan Epikuros yang mengatakan bahwa pemandangan adalah kriteria setinggi-tingginya untuk mencapai kebenaran.
Skeptis: Mereka adalah madzhab filsafat yang ragu-ragu terhadap ajaran-ajaran klasik. Menurut mereka, kebenaran tidak dapat diduga. Dan untuk memutuskan mana yang benar dan mana yang salah dalam pertentangan pendapat yang begitu banyak, perlulah ada suatu kriteria tentang kebenaran. Kriteria itulah yang tidak ada.
Aliran Neo Phytagoras: Ajarannya berpangkal pada Pythagoras yang mendidik kebatinan dengan belajar menyucikan roh. Mereka juga meyakini bahwa jiwa ini akan hidup selama-lamanya dan pindah-pindah dari angkatan makhluk turun temurun. Kepercayaan inilah yang disebut dengan rinkarnasi.
Aliran Philon Alexandreia: Ia adalah seorang pendeta Yahudi, karenanya filsafat yang dipelajarinya terpengaruh oleh pandangan agama. Yang menjadi pokok pandangan filsafatnya ialah hubungan manusia dengan Tuhan.




Ø  Daftar Pustaka :

v  Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,97
v  Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,100
v  Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,101
v  Ahmad Hanafi,M.A,Pengantar Filsafat Islam,Jakarta,PT Bulan Bintang,1991,Hlm,29
v  Ahmad Hanafi,M.A,Pengantar Filsafat Islam,Jakarta,PT Bulan Bintang,1991,Hlm,31
v  Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,112
v  Drs. Atang Abdul Hakim,M.A,Filsafat Umum,Bandung,CV Pustaka Setia.2008,Hlm,115