MAKALAH PENGANTAR
ILMU FILSAFAT
Pythagoras dan
Alirannya
Dosen
Pembimbing:
Prof. Dr. Asep
Muhammad
Disusun Oleh:
Suherman
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
I.
Pendahuluan
Tiap-tiap bangsa,
betapa juga biadabnya, mempunyai dongeng dan tahayul. Ada juga yang timbul
karena ke ajaiban alam, yang menjadi pangkal heran dan takut.
Dongeng dan tahayul yang di
pusakakan dari nenek moyang itu menimbulkan adat dan kebiasaan hidup,yang
menjadi cermin jiwa bangsa yang memakainya.
Di sinilah bedanya filosofi
dengan ilmu special. Ilmu special membatasi medanya hingga alam yang dapat di
alami, Alam emprika. Ilmu menghadapi soalnya dengan pertanyaan “bagaimana” dan “apa sebabnya”. Filosofi
meninjau dengan pertanyaan “apa itu”, “dari mana”. Di sini orang tidak mencari
pengetahuan sebab dan akibat dari pada suatu makalah – seperti yang di selidiki
oleh ilmu-, melainkan orang mencari tahu tentang apa yang sebenarnya pada
barang atau masalah itu. Dari mana jadinya dan ke mana tujuanya.
Filosofi memandang alam
sebagai satu soal yang bulat, Ia mencari pengetahuan yang selesai tentang alam
dan penghidupan. Itiulah yang di cariya senantiasa dengan tak pernah sampai ke
penghabisannya.
Nyatalah bahwa
filosofi mencukil soalnya lebih dalam. Ia tidak puas menilik sesuarunya dari
jurusan sebagaimana adanya. Sering ia bertanya apakah barang yang lahir itu
barang yang sebenarnya ataukah hanya
bayangan dari pada suatu pokok atau sifat yanglebih dalam letaknya. Ada filosof
yang mengumpamakan dunia yanglahir ini sebagai kiasan saja daripada dunia yang
asli yang menjadi pokoknya. Hamper selalu dalam filosofi dipandang dua dunia ,
yang fana dan yang baka, yang fana itu dipahamkan sebagai tubuh sementara dari
yang baka. Dalam jaman tengah filosofi kedudukannya hanya sebagai anggota akal
untuk menyuluhi “ kebenaran yang lebih sempurna “ , yang didapat sebagai wahyu
yang diturunkan Tuhan.
II.
Pythagoras dan Alirannya
Pythagoras lahir di pulau Samos yang termasuk daerah Ionia. Ia
dilahirkan kira-kira dalam tahun 580 sebelum Masehi. Dalam tradisi Yunani
diceritakan bahwa ia banyak bepergian (antara lain ke Mesir), tetapi tentang
itu tidak ada kepastian apa pun. Menurut umurnya ia sepangkat dengan
Xenophanes. Oleh karena kota tempat lahirnya itu diperintah oleh seorang tiran,
sang-perkasa yang buas bernama Polykrates, ia berangkat dari situ dan pergi
mengembara keseluruh dunia Grik. Akhirnya ia sampai disebelah selatan Penanjung
Italia, di mana orang Grik berangsur-angsur mencari tempat kediaman. Pada tahun
530 SM. ia menetap di kota Kroton.
Di kota itu didirikannya sebuah perkumpulan Agama, yang
disebut-sebut orang kaum Pythagoras. Perkumpulan itu menjadi sebuah tarikat.
Mereka itu diam dengan menyisihkan diri dari masyarakat, dan hidup selalu
dengan amal ibadat. Menurut berbagai keterangan, Pythagoras terpengaruh oleh
aliran mistik yang kembang di waktu itu dalam alam Yunani, yang bernama
Orfisisme.
Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religius, bukan politik,
sebagaimana pernah diperkirakan. Mereka menghormati dewa Apollo.Pythagoras
dijunjung tinggi dalam kalangan mereka.
Iamblikhos (abad ke-3 sesudah Masehi) melukiskan hidup harian dalam
tarekat itu. Tarekat dibuka baik untuk pria maupun untuk wanita.Kalau orang
hendak masuk, lebih dulu ia harus menjalankan masa percobaan.Lantas ia boleh
masuk, untuk memulai masa latihan yang berlangsung tiga tahun lamanya. Sesudah
itu lima tahun lagi ia harus diam-diam dan dalam waktu ini milik kepunyaannya
menjadi milik bersama.
Mereka juga mempraktekkan pembacaan bersama. Dan menurut kesaksian
Diogenes Laertios (abad ke-3 sesudah Masehi), di waktu malam anggota-anggota
tarekat mengadakan pemeriksaanbatin tentang tingkah lakunya pada hari yang
lalu. Semuanya itu merupakan cirri-ciri yang mengizinkan kita mengerti kaum
Pythgorean sebagai suatu aliran kebatinan.
Selain dari ahli mistik, Phytagoras tersebut juga sebagai ahli
pikir, terutama dalam ilmu matematika, dan ilmu hitung kesohor namanya, banyak pengertian yang dalam berasal dari
dia, dialah yang mula-mula sekali mengemukakan teori dari hal angka-angka yang
menjadi dasar ilmu berhitung. Dan karena dialah orang mendapat keinsafan, bahwa
berhitung bukan saja kecakapan menghitung seperti yang dikerjakan sehari-hari.
Orang yang belajar matematika kenal akan segitiga Phytagoras .
Pada akhir hidupnya Pythagoras bersama pengikut-pengikutnya
berpindah ke kota Metapontion karena alasan-alasan polotik dan ia meninggal di
sana.
A.
Ajaran Tentang Jiwa / Manusia
Ada peraturan-peraturan mengenai pakaian dan mengenai pantang, hal
mana tentu mempunyai hubungan dengan ajaran Pythagoras tentang perpindahan
jiwa, dan apabila seorang meninggal jiwanya akan kembali lagi kedunia dan
Pythagoras percaya akan kepindahan jiwa
dari makhluq yang sekarang kepada makhluq yang akan datang yang kemudian masuk kedalam badan salah satu
hewan.
Menurut suatu cerita yang maksudnya, barangkali mau menyindir.
Pythagoras suatu hari sedang berjalan-berjalan, tampak olehnya seorang memukul
anjing, sehingga anjing itu menjadi menjerit. Lalu ia berkata: hai sanak, jangan dipukul anjing itu didalamnya ada jiwa
seorang sahabt ku, terdengar oleh ku, dari pada
jeritnya. Menurut kepercayaan Pythagoras manusia itu asalnya tuhan, jiwa itu adalah penjelmaan dari pada tuhan
yang jatuh kedunia karena berdosa. Dan
ia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhan bermula, apabila sudah habis,
dicuci dosanya itu. Hidup murni adalah
jalan untuk menghapuskan dosanya itu.
Tetapi kemurnian tidak tercapai sekaligus, melainkan
berangsur-angsur. Sebab jiwa itu berulang-ulang turun ketubuh makhluq dahulu.
Jalan begitu dari tingkat ketingkat ia mencapai kemurnian.
Tetapi tak cukup orang hidup dengan membersihkan hidup jasmani
saja. Juga hidup rohani teristimewa harus diperhatikan. Manusia harus berzikir
senantiasa untuk mencapai kesempurnaan hidupnya. Menurut keyakinan kaum
Pythagoras setiap waktu orang harus
menanggung jawab dalam hatinya tentang perbuatannya sehari-hari. Sebelum ia
tidur malam, hendaklah diperiksanya dalam hatinya segala perbuatannya hari itu.
Ia harus menanyai dirinya : apa kekuranganku hari ini ? Larangan mana yang
kulanggar ? Periksa peristiwa itu sampai sehabis-habisnya. Jika ada engkau
berbuat salah, hendaklah engkau rindu. Jika baik segala perbuatanmu, hendaklah
engkau gembira !
Hidup ini menurut paham Pythagoras adalah persediaan buat akhirat.
Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup di hari kemudian itu. Berlagu
dengan musik adalah juga sebuah jalan untuk membersihkan ruh. Dalam penghidupan
kaum Pythagoras musik itu dimuliakan.
Ujung tarekat Pythagoras ialah mendidik kebatinan dengan mencucikan
ruh. Pythagoras percaya akan kepindahan jiwa dari makhluk yang sekarang kepada
makhluk yang akan dating. Apabila seseorang meninggal, jiwanya kembali lagi ke
dunia, masuk dalam badan salah satu hewan. Kesaksian yang tertua tentang
Pythagoras berasal dari Xenophanes, juga seorang filsuf pra-sokratik dan kawan
sewaktu dengan Pythagoras. Dalam empat baris sajak ia menceritakan bahwa satu
kali Pythagoras mendengar seekor anjing mendengking karena dipukul dan ia
menyuruh supaya pukulan itu dihentikan sebab- katanya – dalam dengkingnya ia
mengenal lagi suara seorang sahabat yang telah meninggal. Dari kesaksian ini,
yang tentu berbentuk sindiran, dapat disimpulkan dengan kepastian cukup besar
bahwa Pythagoras sendiri sudah mengajarkan perpindahan jiwa, titik ajaran yang
penting dalam mazhab Pythagorean seluruhnya.
Jadi, menurut Pythagoras jiwa itu tidak dapat mati .Sesudah
kematian manusia jiwanya berpindah ke dalam hewan, dan bila hewan itu mati, ia
berpindah lagi, dan seterusnya. Tetapi dengan menyucikan dirinya jiwa bisa
diluputkan dari nasib reinkarnasi itu. Penyucian itu dihasilkan dengan
berpantang jenis makanan tertentu, seperti hewan dan kacang. Memenuhi
peraturan-peraturan semacam itu adalah unsur penting dalam kehidupan kaum
Pythagorean.
B.
Filsafat Tentang Alam
Phytagoras mengatakan tentang alam bahwa alam ini katanya, tersusun
sebagai angka-angka di mana ada matematik ada susunan ada kesejahteraan.
Bintang yang banyak di langit itu menyatakan kedudukan yang teratur,
kesejahteraan yang sebesar-besarnya. Badan-badan di langit itu mempunyai
Gerak yang tertentu dan mempunya edaran yang pasti menurut irama
yang tetap. Sebab itu Pyhtagoras suka berkata tentang “ kesejahteraan di
langit” Mana yang bergerak,berbunyi. Sebab itu di langit ada bunyi di timbulkan
oleh gerakan bintang-bintang.Tinggi rendah bunyi lagu itu semata-mata di
tentukan oleh perbandingan jarak masing-masing. Manusia tidak mendengar lagu
yang sejahtera di langit itu karena ia sudah biasa dengan itu sejak lahirnya.
C.
Filsafat Tentang Matematika
Dalam filsafat Phytagoras tidak berkuasa dialam saja tetapi berkuas
di matematik. Ia juga berkuasa dalam segala barang, dengan jalan ini Phytagoras
sampai kepokok ajarannya yang mengatakan ” segala barang adalah angka-angka”.
Demikianlah pengaruh matematikaatas dirinya dan pandangannya, sehingga pada
segala barang ia melihat angka-angka tidak lain dari angka-angka yang tampak
olehnya dan oleh akrena itu mistik yang dibawakan keangka angka tadi, ia
terjerumus kedalam dunia fantasi dengan melekatkan berbagai faham yang ajaib
pada angka angka. Menurut kebiasan Phytagoras membedakan juga angka genap
dengan angka yang ganjil, tetapi pengertian itu dilanjutkannya. Yang genap itu
tidak berhingga, dan yang ganjil itu menentukan. Sebagaimana angka dari pada
yang genap dan yang ganjil, demikian juga barang-barang didunia ini tersusun
dari pada yang bertentangan, angka yang menjadi dasar ialah satu, angka satu
itu genap dan juga ganjil. Jadinya tidak berhingga dan juga berhingga angka
tiga ajaib, sebab pada nya terdapat awal pertengahan dan akhir. Angka empat maha besar, sebab 1+2+3+4=10. Dan 10
adalah angka yang sepenuh penuhnya, sebab hitungan dari itu keatas tidak lain
dari mengulangi saja lagi dari 1 sampai 10.
Demikianlah caranya kaum Phytagoras mengajarkan bahwa semuanya itu
angka-angka, dalam segala barang terdapat paduan dan hasil dari pada dasar
angka-angka. Angka itu adalah asal dari segalanya. Segala perhubungan dapat
ditentukan dengan angka-angka, demikianlah tadi: angka 1 ialah titik, angka 2 baris, angka 3 dataran, angka 4
badan, selanjutnya angka 1 jugaa dasar laki-laki, angka 2 dasar perempuan.
Keadilan juga jiwa dan pikiran tidak lain dari pada angka-angka.
Seperti dikatakan tadi, Phytagoras selain dari pada ahli mistik
yang kuat beribadat, adalah juga ahli ilmu sebab itu amal dengan ilmu itu
dipandangnya sebagai jalan untukmenyucikan ruh. Kesuciannya dan kejernihan ruh
yang sebesar-besarnya dicapai dengan menuntut ilmu. Hidup yang ditunjukan
kepada penyelidikan ilmu adalah hidup yang setinggi tingginya dan persediaan
penghabisan kejalan pulang kepada tuhan.
Ajaran Phytagoras pada hakikatnya terlalu tinggi bagi pengikutnya
yang banyak, sebab itu terjadi perpecahan dalam dua cabang:
1.
Aliran mistik keagamaan
2.
Aliran ilmu
Pengikutnya yang memperdalam ajaran ilmunya melengahkan ajaran
agamanya, pada penghabisan abad ke-5 sebelum masehi, ahli ahli ilmu tadi tidak
memperdulikan lagi, hukum tarikatnya dan menertawakan amal ruhani, dan amal
jasmani yang mesti dikerjakan oleh pengikut tarikat Phytagoras, golongan ini
terlepas dari tarekatnya dan kaumnya
.
Kaum Phytagoras yang terbanyak yang mendewakan gurunya tidak tertarik
dengan ajaran-ajaran tentang hal angka-angka, matematik, perhubungan musik, dan
ilmu bintang.
Semuanya dipandang tidak berfaidah dan terlalu gaib, mereka
semat-mata menempuh jalan menyucikan ruh dengan hidup bersahaja, berjalan
dengan tidak beralas kaki, dantidak makan daging,ikan, kacang.
Demikianlah gugurnya madzhab Phytagoras tetapi namanya tercantum
dalam sejarah pikiran ilmu sebagi pembuka berbagai jalan.
Pada akhir hidupnya Pythagoras bersama pengikut-pengikutnya
berpindah ke kota Metapontion karena alasan-alasan polotik dan ia meninggal di
sana.
Sekianlah tentang Phytagoras dengan pengikutnya.
D.
Perbandingannya Dengan Islam
Ahli-ahli kalam (Ketuhanan), kebanyakannya berpendapat bahwa yang
dikatakan manusia yaitu “rangka yang kelihatan “Manusia itu tidak akan lupa
kepada dirinya walaupun ia lupa kepada anggota-anggotanya.
Di dalam Al-Qur’an ada tersebut supaya “orang jangan mengatakan
orang yang mati dalam perang itu mati, tetapi yang sebenarnya mereka itu hidup
lagi diberi rezki”
“Hai jiwa yang tenang, kembalilah engkau kepada Tuhanmu dengan
senang lagi disenangi. Masuklah engkau kepada hamba-hambaKu. Masuklah engkau
kedalam Syurga Ku”
Dalam hadis Nabi Muhammad tersebut pula : “Penolong Allah tidak
mati, tetapi pindah dari satu negeri kepada lain negeri”. Demikian juga hadis
yang mengatakan : “Kuburan itu suatu
taman daripada syurga atau suatu lobang daripada neraka”.
Maksud dari ayat-ayat dan hadis
diatas adalah “Bahwa apabila seseorang telah meninggal, maka ruhnya akan
keluar berpindah ke alam lain yang sudah dijanjikan oleh Allah, sesuai dengan
amal perbuatannya ketika masih hidup didunia. Tidak seperti yang dikatakan oleh
Pythagoras bahwa ruh seseorang yang telah mati pindah ketubuh hewan
(reinkarnasi).
Syari’ah mengimani penyucian jiwa atau Tazkiyat al-Nafs dan
mengarah kepada hati terdalam manusia yang merupakan pusat emosi di samping
mengontrol nafsu yang ditujukan untuk memiliki benda tertentu yang diharapkan
akan mendatangkan kesenangan.
Nafsu sering sangat pribadi sehingga pemuasannya mengakibatkan
manusia menyimpang dari jalan yang benar. Mengontrol nafsu semacam itu nampak
lebih fundamental daripada memuaskannya, di mana pepatah mengatakan bahwa lebih
baik, pasti, menjadi seorang manusia yang tidak kenyang daripada seekor babi
yang kenyang. Karena itu manusia dilarang mengabaikan hari kiamat, dan
rukun-rukun Islam – percaya pada satu Tuhan, Salat, Puasa, Zakat, dan Haji –
disusun dengan cara demikian untuk menyucikan
jiwa dan mengalihkan perhatian manusia dari sifat egois kepada
pengorbanan diri.
Nama-nama atau sifat-sifat daripada jiwa yang merupakan daya-daya
pendorong bagi manusia dalam melakukan kegiatannya yang baik dan buruk.
Nama-nama tersebut ialah :
a. Al-Nafsu’l-Ammarah. Nafsu ini selalu menyuruh manusia melakukan
perbuatan keji dan munkar; menarik hati manusia untuk mencintai perbuatan itu.
Nafsu ini sumber segala akhlak yang keji dan jahat.
b. Al-Nafsu’l –Lawammah. Nafsu yang telah memperoleh nur kalbu,
sehingga ia sadar akan kejahatan yang dilakukannya, lalu dicelanya perbuatan
itu serta melakukan taubat dengan mengucapkan istighfar.
c. Al-Nafsu’l-Mutma’innah. Nafsu ini telah memperoleh nur kalbu,
sehingga hilanglah darinya sifat-sifat tercela dan diganti dengan sifat-sifat
yang terpuji. Nafsu ini adalah sumber segala sifat yang baik dan mulia.
Pembersihan jiwa menurut ajaran Islam adalah dengan cara
menghilangkan sifat-sifat tidak terpuji
yang terdapat pada diri seseorang seperti Hasad, Dengki, Sombong, Pemarah, dan
lain-lain. Dengan mengucap istighfar, atau dengan mengetahui betapa
buruknya akibat yang akan diperoleh jika
mengerjakan hal tersebut. Kalau hati / jiwa sudah terlanjur sakit, maka
hendaklah diobati seperti yang dianjurkan oleh Imam Ghazali yaitu :
1. Membaca Al-Qur’an beserta
maknanya
2. Perbanyaklah melakukan
puasa sunnat
3. Hendaklah selalu
melakukan shalat malam / tahajud
4. Sering-seringlah hadir ke
dalam majlis ilmu
5. Perbanyaklah berdzikir
(mengingat Allah)
Dengan demikian secara perlahan jiwa kita akan bersih dari segala
hal-hal yang mengotorinya. Tidak seperti
ajaran Pythagoras, jika ingin jiwanya bersih harus berpantangan dengan
suatu makanan tertentu.
Saya sangat setuju dengan pendapat Pythagoras bahwa manusia
hendaklah selalu mengontrol dirinya diwaktu malam , dengan mengingat hal-hal
apa saja yang sudah diperbuatnya seharian tadi, sehingga dengan demikian
manusia bisa cepat menyesali perbuatannya yang tidak baik,dengan mengucap
istighfar dan segera bertaubat. Karena apa-apa yang telah diperbuat di dunia
ada kaitannya dengan pertanggungjawaban di akhirat kelak.
III.
Kesimpulan
Ø
Pythagoras lahir di pulau Samos yang termasuk daerah Ionia. Ia
dilahirkan kira-kira dalam tahun 580 sebelum Masehi. Dalam tradisi Yunani diceritakan
bahwa ia banyak bepergian (antara lain ke Mesir), tetapi tentang itu tidak ada
kepastian apa pun.
Ø Tarekat yang
didirikan Pythagoras bersifat religius, bukan politik, sebagaimana pernah
diperkirakan. Mereka menghormati dewa Apollo.Pythagoras dijunjung tinggi dalam
kalangan mereka.
Ø Hidup ini
menurut paham Pythagoras adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari
sini dikerjakan hidup di hari kemudian itu. Berlagu dengan musik adalah juga
sebuah jalan untuk membersihkan ruh. Dalam penghidupan kaum Pythagoras musik
itu dimuliakan.
Ø Phytagoras mengatakan
tentang alam bahwa alam ini katanya, tersusun sebagai angka-angka di mana ada
matematik ada susunan ada kesejahteraan, Sebab itu Pyhtagoras suka berkata
tentang “ kesejahteraan di langit” Mana yang bergerak,berbunyi. Sebab itu di
langit ada bunyi di timbulkan oleh gerakan bintang-bintang.
Ø Phytagoras
sampai kepokok ajarannya yang mengatakan ” segala barang adalah angka-angka”.
Demikianlah pengaruh matematikaatas dirinya dan pandangannya, sehingga pada
segala barang ia melihat angka-angka tidak lain dari angka-angka yang tampak
olehnya dan oleh akrena itu mistik yang dibawakan keangka angka tadi, ia
terjerumus kedalam dunia fantasi dengan melekatkan berbagai faham yang ajaib
pada angka angka.
Daftar Pustaka
1.
Hatta Mohammad, Alam Pikiran Yunani,UIP,1986
2.
Prof. Dr. Tafsir Ahmad, Filsafat Umum,Penerbit
RemajaRosdakarya bandung,2001
3.
Dr. Nasution Hasyimsyah, M.A,Filsafat Islam, Penerbit Gaya
Media Pratama Jakarta
4.
Mary Evelyn Tucker & John A. Grim, Agama, Filsafat, &
Lingkungan Hidup,Penerbit Kanisius.2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar