Senin, 06 Januari 2014

MAKALAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT Pythagoras dan Alirannya


MAKALAH PENGANTAR ILMU FILSAFAT
Pythagoras dan Alirannya


Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. Asep Muhammad

Disusun Oleh:
Suherman



UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA




I.     Pendahuluan


Tiap-tiap bangsa, betapa juga biadabnya, mempunyai dongeng dan tahayul. Ada juga yang timbul karena ke ajaiban alam, yang menjadi pangkal heran dan takut.
Dongeng dan tahayul yang di pusakakan dari nenek moyang itu menimbulkan adat dan kebiasaan hidup,yang menjadi cermin jiwa bangsa yang memakainya.
Di sinilah bedanya filosofi dengan ilmu special. Ilmu special membatasi medanya hingga alam yang dapat di alami, Alam emprika. Ilmu menghadapi soalnya dengan pertanyaan  “bagaimana” dan “apa sebabnya”. Filosofi meninjau dengan pertanyaan “apa itu”, “dari mana”. Di sini orang tidak mencari pengetahuan sebab dan akibat dari pada suatu makalah – seperti yang di selidiki oleh ilmu-, melainkan orang mencari tahu tentang apa yang sebenarnya pada barang atau masalah itu. Dari mana jadinya dan ke mana tujuanya.
Filosofi memandang alam sebagai satu soal yang bulat, Ia mencari pengetahuan yang selesai tentang alam dan penghidupan. Itiulah yang di cariya senantiasa dengan tak pernah sampai ke penghabisannya.
Nyatalah bahwa filosofi mencukil soalnya lebih dalam. Ia tidak puas menilik sesuarunya dari jurusan sebagaimana adanya. Sering ia bertanya apakah barang yang lahir itu barang yang sebenarnya ataukah  hanya bayangan dari pada suatu pokok atau sifat yanglebih dalam letaknya. Ada filosof yang mengumpamakan dunia yanglahir ini sebagai kiasan saja daripada dunia yang asli yang menjadi pokoknya. Hamper selalu dalam filosofi dipandang dua dunia , yang fana dan yang baka, yang fana itu dipahamkan sebagai tubuh sementara dari yang baka. Dalam jaman tengah filosofi kedudukannya hanya sebagai anggota akal untuk menyuluhi “ kebenaran yang lebih sempurna “ , yang didapat sebagai wahyu yang diturunkan Tuhan.



II.                Pythagoras dan Alirannya

Pythagoras lahir di pulau Samos yang termasuk daerah Ionia. Ia dilahirkan kira-kira dalam tahun 580 sebelum Masehi. Dalam tradisi Yunani diceritakan bahwa ia banyak bepergian (antara lain ke Mesir), tetapi tentang itu tidak ada kepastian apa pun. Menurut umurnya ia sepangkat dengan Xenophanes. Oleh karena kota tempat lahirnya itu diperintah oleh seorang tiran, sang-perkasa yang buas bernama Polykrates, ia berangkat dari situ dan pergi mengembara keseluruh dunia Grik. Akhirnya ia sampai disebelah selatan Penanjung Italia, di mana orang Grik berangsur-angsur mencari tempat kediaman. Pada tahun 530 SM. ia menetap di kota Kroton.

Di kota itu didirikannya sebuah perkumpulan Agama, yang disebut-sebut orang kaum Pythagoras. Perkumpulan itu menjadi sebuah tarikat. Mereka itu diam dengan menyisihkan diri dari masyarakat, dan hidup selalu dengan amal ibadat. Menurut berbagai keterangan, Pythagoras terpengaruh oleh aliran mistik yang kembang di waktu itu dalam alam Yunani, yang bernama Orfisisme.

Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religius, bukan politik, sebagaimana pernah diperkirakan. Mereka menghormati dewa Apollo.Pythagoras dijunjung tinggi dalam kalangan mereka.
Iamblikhos (abad ke-3 sesudah Masehi) melukiskan hidup harian dalam tarekat itu. Tarekat dibuka baik untuk pria maupun untuk wanita.Kalau orang hendak masuk, lebih dulu ia harus menjalankan masa percobaan.Lantas ia boleh masuk, untuk memulai masa latihan yang berlangsung tiga tahun lamanya. Sesudah itu lima tahun lagi ia harus diam-diam dan dalam waktu ini milik kepunyaannya menjadi milik bersama.
Mereka juga mempraktekkan pembacaan bersama. Dan menurut kesaksian Diogenes Laertios (abad ke-3 sesudah Masehi), di waktu malam anggota-anggota tarekat mengadakan pemeriksaanbatin tentang tingkah lakunya pada hari yang lalu. Semuanya itu merupakan cirri-ciri yang mengizinkan kita mengerti kaum Pythgorean sebagai suatu aliran kebatinan.
Selain dari ahli mistik, Phytagoras tersebut juga sebagai ahli pikir, terutama dalam ilmu matematika, dan ilmu hitung kesohor namanya,  banyak pengertian yang dalam berasal dari dia, dialah yang mula-mula sekali mengemukakan teori dari hal angka-angka yang menjadi dasar ilmu berhitung. Dan karena dialah orang mendapat keinsafan, bahwa berhitung bukan saja kecakapan menghitung seperti yang dikerjakan sehari-hari. Orang yang belajar matematika kenal akan segitiga Phytagoras .

Pada akhir hidupnya  Pythagoras bersama pengikut-pengikutnya berpindah ke kota Metapontion karena alasan-alasan polotik dan ia meninggal di sana.

A.    Ajaran Tentang Jiwa / Manusia

Ada peraturan-peraturan mengenai pakaian dan mengenai pantang, hal mana tentu mempunyai hubungan dengan ajaran Pythagoras tentang perpindahan jiwa, dan apabila seorang meninggal jiwanya akan kembali lagi kedunia dan Pythagoras percaya akan kepindahan  jiwa dari makhluq yang sekarang kepada makhluq yang akan datang  yang kemudian masuk kedalam badan salah satu hewan.
Menurut suatu cerita yang maksudnya, barangkali mau menyindir. Pythagoras suatu hari sedang berjalan-berjalan, tampak olehnya seorang memukul anjing, sehingga anjing itu menjadi menjerit. Lalu ia berkata: hai sanak,  jangan dipukul anjing itu didalamnya ada jiwa seorang sahabt ku, terdengar oleh ku, dari pada  jeritnya. Menurut kepercayaan Pythagoras manusia itu asalnya tuhan,  jiwa itu adalah penjelmaan dari pada tuhan yang  jatuh kedunia karena berdosa. Dan ia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhan bermula, apabila sudah habis, dicuci dosanya itu. Hidup murni adalah  jalan untuk menghapuskan dosanya itu.
Tetapi kemurnian tidak tercapai sekaligus, melainkan berangsur-angsur. Sebab jiwa itu berulang-ulang turun ketubuh makhluq dahulu. Jalan begitu dari tingkat ketingkat ia mencapai kemurnian.
Tetapi tak cukup orang hidup dengan membersihkan hidup jasmani saja. Juga hidup rohani teristimewa harus diperhatikan. Manusia harus berzikir senantiasa untuk mencapai kesempurnaan hidupnya. Menurut keyakinan kaum Pythagoras  setiap waktu orang harus menanggung jawab dalam hatinya tentang perbuatannya sehari-hari. Sebelum ia tidur malam, hendaklah diperiksanya dalam hatinya segala perbuatannya hari itu. Ia harus menanyai dirinya : apa kekuranganku hari ini ? Larangan mana yang kulanggar ? Periksa peristiwa itu sampai sehabis-habisnya. Jika ada engkau berbuat salah, hendaklah engkau rindu. Jika baik segala perbuatanmu, hendaklah engkau gembira !

Hidup ini menurut paham Pythagoras adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup di hari kemudian itu. Berlagu dengan musik adalah juga sebuah jalan untuk membersihkan ruh. Dalam penghidupan kaum Pythagoras musik itu dimuliakan.

Ujung tarekat Pythagoras ialah mendidik kebatinan dengan mencucikan ruh. Pythagoras percaya akan kepindahan jiwa dari makhluk yang sekarang kepada makhluk yang akan dating. Apabila seseorang meninggal, jiwanya kembali lagi ke dunia, masuk dalam badan salah satu hewan. Kesaksian yang tertua tentang Pythagoras berasal dari Xenophanes, juga seorang filsuf pra-sokratik dan kawan sewaktu dengan Pythagoras. Dalam empat baris sajak ia menceritakan bahwa satu kali Pythagoras mendengar seekor anjing mendengking karena dipukul dan ia menyuruh supaya pukulan itu dihentikan sebab- katanya – dalam dengkingnya ia mengenal lagi suara seorang sahabat yang telah meninggal. Dari kesaksian ini, yang tentu berbentuk sindiran, dapat disimpulkan dengan kepastian cukup besar bahwa Pythagoras sendiri sudah mengajarkan perpindahan jiwa, titik ajaran yang penting dalam mazhab Pythagorean seluruhnya.

Jadi, menurut Pythagoras jiwa itu tidak dapat mati .Sesudah kematian manusia jiwanya berpindah ke dalam hewan, dan bila hewan itu mati, ia berpindah lagi, dan seterusnya. Tetapi dengan menyucikan dirinya jiwa bisa diluputkan dari nasib reinkarnasi itu. Penyucian itu dihasilkan dengan berpantang jenis makanan tertentu, seperti hewan dan kacang. Memenuhi peraturan-peraturan semacam itu adalah unsur penting dalam kehidupan kaum Pythagorean.

B.     Filsafat Tentang Alam

Phytagoras mengatakan tentang alam bahwa alam ini katanya, tersusun sebagai angka-angka di mana ada matematik ada susunan ada kesejahteraan. Bintang yang banyak di langit itu menyatakan kedudukan yang teratur, kesejahteraan yang sebesar-besarnya. Badan-badan di langit itu mempunyai
Gerak yang tertentu dan mempunya edaran yang pasti menurut irama yang tetap. Sebab itu Pyhtagoras suka berkata tentang “ kesejahteraan di langit” Mana yang bergerak,berbunyi. Sebab itu di langit ada bunyi di timbulkan oleh gerakan bintang-bintang.Tinggi rendah bunyi lagu itu semata-mata di tentukan oleh perbandingan jarak masing-masing. Manusia tidak mendengar lagu yang sejahtera di langit itu karena ia sudah biasa dengan itu sejak lahirnya.

C.    Filsafat Tentang Matematika

Dalam filsafat Phytagoras tidak berkuasa dialam saja tetapi berkuas di matematik. Ia juga berkuasa dalam segala barang, dengan jalan ini Phytagoras sampai kepokok ajarannya yang mengatakan ” segala barang adalah angka-angka”. Demikianlah pengaruh matematikaatas dirinya dan pandangannya, sehingga pada segala barang ia melihat angka-angka tidak lain dari angka-angka yang tampak olehnya dan oleh akrena itu mistik yang dibawakan keangka angka tadi, ia terjerumus kedalam dunia fantasi dengan melekatkan berbagai faham yang ajaib pada angka angka. Menurut kebiasan Phytagoras membedakan juga angka genap dengan angka yang ganjil, tetapi pengertian itu dilanjutkannya. Yang genap itu tidak berhingga, dan yang ganjil itu menentukan. Sebagaimana angka dari pada yang genap dan yang ganjil, demikian juga barang-barang didunia ini tersusun dari pada yang bertentangan, angka yang menjadi dasar ialah satu, angka satu itu genap dan juga ganjil. Jadinya tidak berhingga dan juga berhingga angka tiga ajaib, sebab pada nya terdapat awal pertengahan dan akhir. Angka  empat maha besar, sebab 1+2+3+4=10. Dan 10 adalah angka yang sepenuh penuhnya, sebab hitungan dari itu keatas tidak lain dari mengulangi saja lagi dari 1 sampai 10.
Demikianlah caranya kaum Phytagoras mengajarkan bahwa semuanya itu angka-angka, dalam segala barang terdapat paduan dan hasil dari pada dasar angka-angka. Angka itu adalah asal dari segalanya. Segala perhubungan dapat ditentukan dengan angka-angka, demikianlah tadi: angka 1 ialah titik,  angka 2 baris, angka 3 dataran, angka 4 badan, selanjutnya angka 1 jugaa dasar laki-laki, angka 2 dasar perempuan. Keadilan juga jiwa dan pikiran tidak lain dari pada angka-angka.
Seperti dikatakan tadi, Phytagoras selain dari pada ahli mistik yang kuat beribadat, adalah juga ahli ilmu sebab itu amal dengan ilmu itu dipandangnya sebagai jalan untukmenyucikan ruh. Kesuciannya dan kejernihan ruh yang sebesar-besarnya dicapai dengan menuntut ilmu. Hidup yang ditunjukan kepada penyelidikan ilmu adalah hidup yang setinggi tingginya dan persediaan penghabisan kejalan pulang kepada tuhan.
Ajaran Phytagoras pada hakikatnya terlalu tinggi bagi pengikutnya yang banyak, sebab itu terjadi perpecahan dalam dua cabang:
1.      Aliran mistik keagamaan
2.      Aliran ilmu
Pengikutnya yang memperdalam ajaran ilmunya melengahkan ajaran agamanya, pada penghabisan abad ke-5 sebelum masehi, ahli ahli ilmu tadi tidak memperdulikan lagi, hukum tarikatnya dan menertawakan amal ruhani, dan amal jasmani yang mesti dikerjakan oleh pengikut tarikat Phytagoras, golongan ini terlepas dari tarekatnya dan kaumnya
.
Kaum Phytagoras yang terbanyak yang mendewakan gurunya tidak tertarik dengan ajaran-ajaran tentang hal angka-angka, matematik, perhubungan musik, dan ilmu bintang.
Semuanya dipandang tidak berfaidah dan terlalu gaib, mereka semat-mata menempuh jalan menyucikan ruh dengan hidup bersahaja, berjalan dengan tidak beralas kaki, dantidak makan daging,ikan, kacang.
Demikianlah gugurnya madzhab Phytagoras tetapi namanya tercantum dalam sejarah pikiran ilmu sebagi pembuka berbagai  jalan.
Pada akhir hidupnya  Pythagoras bersama pengikut-pengikutnya berpindah ke kota Metapontion karena alasan-alasan polotik dan ia meninggal di sana.
Sekianlah tentang Phytagoras dengan pengikutnya.

D.    Perbandingannya Dengan Islam

Ahli-ahli kalam (Ketuhanan), kebanyakannya berpendapat bahwa yang dikatakan manusia yaitu “rangka yang kelihatan “Manusia itu tidak akan lupa kepada dirinya walaupun ia lupa kepada anggota-anggotanya.

Di dalam Al-Qur’an ada tersebut supaya “orang jangan mengatakan orang yang mati dalam perang itu mati, tetapi yang sebenarnya mereka itu hidup lagi diberi rezki”

“Hai jiwa yang tenang, kembalilah engkau kepada Tuhanmu dengan senang lagi disenangi. Masuklah engkau kepada hamba-hambaKu. Masuklah engkau kedalam Syurga Ku”

Dalam hadis Nabi Muhammad tersebut pula : “Penolong Allah tidak mati, tetapi pindah dari satu negeri kepada lain negeri”. Demikian juga hadis yang mengatakan  : “Kuburan itu suatu taman daripada syurga atau suatu lobang daripada neraka”.

Maksud dari ayat-ayat dan hadis  diatas adalah “Bahwa apabila seseorang telah meninggal, maka ruhnya akan keluar berpindah ke alam lain yang sudah dijanjikan oleh Allah, sesuai dengan amal perbuatannya ketika masih hidup didunia. Tidak seperti yang dikatakan oleh Pythagoras bahwa ruh seseorang yang telah mati pindah ketubuh hewan (reinkarnasi).

Syari’ah mengimani penyucian jiwa atau Tazkiyat al-Nafs dan mengarah kepada hati terdalam manusia yang merupakan pusat emosi di samping mengontrol nafsu yang ditujukan untuk memiliki benda tertentu yang diharapkan akan mendatangkan kesenangan.
Nafsu sering sangat pribadi sehingga pemuasannya mengakibatkan manusia menyimpang dari jalan yang benar. Mengontrol nafsu semacam itu nampak lebih fundamental daripada memuaskannya, di mana pepatah mengatakan bahwa lebih baik, pasti, menjadi seorang manusia yang tidak kenyang daripada seekor babi yang kenyang. Karena itu manusia dilarang mengabaikan hari kiamat, dan rukun-rukun Islam – percaya pada satu Tuhan, Salat, Puasa, Zakat, dan Haji – disusun dengan cara demikian untuk menyucikan  jiwa dan mengalihkan perhatian manusia dari sifat egois kepada pengorbanan diri.

Nama-nama atau sifat-sifat daripada jiwa yang merupakan daya-daya pendorong bagi manusia dalam melakukan kegiatannya yang baik dan buruk. Nama-nama tersebut ialah :

a. Al-Nafsu’l-Ammarah. Nafsu ini selalu menyuruh manusia melakukan perbuatan keji dan munkar; menarik hati manusia untuk mencintai perbuatan itu. Nafsu ini sumber segala akhlak yang keji dan jahat.

b. Al-Nafsu’l –Lawammah. Nafsu yang telah memperoleh nur kalbu, sehingga ia sadar akan kejahatan yang dilakukannya, lalu dicelanya perbuatan itu serta melakukan taubat dengan mengucapkan istighfar.

c. Al-Nafsu’l-Mutma’innah. Nafsu ini telah memperoleh nur kalbu, sehingga hilanglah darinya sifat-sifat tercela dan diganti dengan sifat-sifat yang terpuji. Nafsu ini adalah sumber segala sifat yang baik dan mulia.

Pembersihan jiwa menurut ajaran Islam adalah dengan cara menghilangkan sifat-sifat  tidak terpuji yang terdapat pada diri seseorang seperti Hasad, Dengki, Sombong, Pemarah, dan lain-lain. Dengan mengucap istighfar, atau dengan mengetahui betapa buruknya  akibat yang akan diperoleh jika mengerjakan hal tersebut. Kalau hati / jiwa sudah terlanjur sakit, maka hendaklah diobati seperti yang dianjurkan oleh Imam Ghazali yaitu :

1.  Membaca Al-Qur’an beserta maknanya

2.  Perbanyaklah melakukan puasa sunnat

3.  Hendaklah selalu melakukan shalat malam / tahajud

4.  Sering-seringlah hadir ke dalam majlis ilmu

5.  Perbanyaklah berdzikir (mengingat Allah)

Dengan demikian secara perlahan jiwa kita akan bersih dari segala hal-hal yang mengotorinya. Tidak seperti  ajaran Pythagoras, jika ingin jiwanya bersih harus berpantangan dengan suatu makanan tertentu.

Saya sangat setuju dengan pendapat Pythagoras bahwa manusia hendaklah selalu mengontrol dirinya diwaktu malam , dengan mengingat hal-hal apa saja yang sudah diperbuatnya seharian tadi, sehingga dengan demikian manusia bisa cepat menyesali perbuatannya yang tidak baik,dengan mengucap istighfar dan segera bertaubat. Karena apa-apa yang telah diperbuat di dunia ada kaitannya dengan pertanggungjawaban di akhirat kelak.




III.             Kesimpulan

Ø  Pythagoras lahir di pulau Samos yang termasuk daerah Ionia. Ia dilahirkan kira-kira dalam tahun 580 sebelum Masehi. Dalam tradisi Yunani diceritakan bahwa ia banyak bepergian (antara lain ke Mesir), tetapi tentang itu tidak ada kepastian apa pun.
Ø  Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religius, bukan politik, sebagaimana pernah diperkirakan. Mereka menghormati dewa Apollo.Pythagoras dijunjung tinggi dalam kalangan mereka.
Ø  Hidup ini menurut paham Pythagoras adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup di hari kemudian itu. Berlagu dengan musik adalah juga sebuah jalan untuk membersihkan ruh. Dalam penghidupan kaum Pythagoras musik itu dimuliakan.
Ø  Phytagoras mengatakan tentang alam bahwa alam ini katanya, tersusun sebagai angka-angka di mana ada matematik ada susunan ada kesejahteraan, Sebab itu Pyhtagoras suka berkata tentang “ kesejahteraan di langit” Mana yang bergerak,berbunyi. Sebab itu di langit ada bunyi di timbulkan oleh gerakan bintang-bintang.
Ø  Phytagoras sampai kepokok ajarannya yang mengatakan ” segala barang adalah angka-angka”. Demikianlah pengaruh matematikaatas dirinya dan pandangannya, sehingga pada segala barang ia melihat angka-angka tidak lain dari angka-angka yang tampak olehnya dan oleh akrena itu mistik yang dibawakan keangka angka tadi, ia terjerumus kedalam dunia fantasi dengan melekatkan berbagai faham yang ajaib pada angka angka.


















Daftar Pustaka


1.      Hatta Mohammad, Alam Pikiran Yunani,UIP,1986
2.      Prof. Dr. Tafsir Ahmad, Filsafat Umum,Penerbit RemajaRosdakarya bandung,2001
3.      Dr. Nasution Hasyimsyah, M.A,Filsafat Islam, Penerbit Gaya Media Pratama Jakarta
4.      Mary Evelyn Tucker & John A. Grim, Agama, Filsafat, & Lingkungan Hidup,Penerbit Kanisius.2003










Tidak ada komentar:

Posting Komentar